Pemaparan hasil survei LSS UIN Sumut (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Hasil survei terbaru Pilkada Medan yang dirilis Lembaga Survei dan Sosialisasi (LSS) UIN Sumut, menunjukkan elektabilitas Bobby-Aulia mengungguli rivalnya, Akhyar-Salman.
Pasangan Bobby-Aulia meraih 31,4 persen, sementara Akhyar-Salman memperoleh 20,8 persen.
"Hasilnya sebanyak 31,4 persen menginginkan pasangan Bobby-Aulia menjadi Walikota/Wakil Walikota Medan," kata Direktur Eksekuti LSS UIN Sumut, Salahuddin Harahap, saat pemaparan hasil survei preferensi politik masyarakat Kota Medan di Sufis Cafe, Kompleks MMTC Jalan Willem Iskandar Medan, Senin (26/10).
Salahuddin menyebut, survei dilakukan LSS dalam rentang waktu 21-23 Oktober 2020 dengan metode multistage random sampling dan menempatkan sebanyak 408 responden dengan margin of error sebesar kurang dari 5 persen.
Menurutnya modal elektoral yang dimiliki pasangan Bobby-Aulia tersebut membuat pesaingnya Akhyar-Salman memerlukan usaha ekstra untuk mengejar. Apalagi kontestasi Pilkada Medan hanya menyisakan sekitar 35 hari ke depan.
Meski demikian, dosen UINSU itu mengatakan bahwa masyarakat pemilih di Medan masih didominasi pemilih ragu-ragu (swing voter). Angkanya cukup tinggi yakni 41,7 persen. Sedangkan pemilih yang tidak mau tahu atau golput 6,1 persen.
"Pemilih ragu-ragu berada pada angka 41,7%, angka yang cukup besar untuk menjadi perhatian kandidat," kata Salahuddin.
Dalam survei LSS UIN Sumut, kata dia, juga ditemukan mayoritas masyarakat Kota Medan atau 60,4% pemilih mengharapkan Walikota-Wakil Walikota Medan periode 2020-2025 mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
"60,4% masyarakat Kota Medan berharap bahwa Walikota-Wakil Walikota Medan 2020-2025 dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ujarnya.
Validasi data sampel, sambungnya, dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir.
Sementera stratifikasi populasi pemilih dikelompokkan berdasarkan lingkungan yang ada di kelurahan di Kota Medan yang telah diambil secara acak (random).
"Selanjutnya sampel dipilih secara berjenjang di masing-masing strata di kelurahan dan lingkungan," tukas Salahudin Harahap.
(JW/EAL)