Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyampaikan pidatonya usai melantik Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh sisa masa jabatan 2017-2022 di Gedung Utama DPRA, Kamis (5/11). (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Pembangunan Aceh tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, namun memerlukan kekompakan antara pusat dan daerah serta segenap unsur yang ada di Aceh, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota sampai ke desa-desa.
Demikian pula kekompakan antara eksekutif, legislatif, yudikatif sesuai tugas fungsi masing-masing dan unsur lainnya termasuk organisasi non pemerintah, tokoh-tokoh adat, ulama serta segenap lapisan masyarakat lainnya.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan, Aceh merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam dan juga memiliki populasi penduduk yang signifikan sekitar lima juta jiwa.
Kata dia, kedua sumber daya ini merupakan modal penting bagi Aceh untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat Aceh, apalagi banyak cerdik pandai yang bukan hanya berkiprah di tataran lokal Provinsi Aceh, namun juga menjadi tokoh nasional dan bahkan berkiprah dalam kancah internasional.
“Saya berharap stabilitas kemanan di Aceh yang telah tercipta selama perdamaian Aceh dapat terus terjaga,” kata Tito dalam sambutannya usai melantik Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh sisa masa jabatan 2017-2022, di Gedung Utama DPRA, Kamis (5/11).
Sehingga, lanjutnya, memberi ruang bagi pemerintah untuk menyusun program pembangunan guna memajukan Aceh dan masyarakat beraktifitas untuk turut mempercepat roda pembangunan.
"Menurut saya, situasi yang aman dan damai inilah yang menjadi modal penting bagi masyarakat Aceh dan merupakan nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri," ucapnya.
(MHD/CSP)