Protes yang dilakukan sejumlah muslimah atas larangan masuk bagi warga dari sejumlah negara di depan Gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat (Reuters)
Analisadaily.com, Washington - Pada hari pertamanya bertugas sebagai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden akan mencabut larangan perjalanan terhadap orang dari sejumlah negara.
Larangan perjalanan orang yang berasal dari 13 negara -- sebagian besar mayoritas muslim -- dibuat Donald Trump pada 2017 lalu.
Berulang kali larangan itu mendapat gugatan di Mahkamah Agung AS. Alhasil negara-negara yang dikenakan pembatasan masuk ke Negeri Paman Sam kerap mengalami perubahan.
Sementara dalam kampanyenya, Biden berjanji akan memerangi kejahatan rasial di Amerika.
"Sebagai presiden, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk merobek racun kebencian dari masyarakat kita untuk menghormati kontribusi Anda dan mencari ide-ide Anda. Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika dengan muslim Amerika yang melayani di setiap tingkatan," kata Joe Biden, dilansir dari
Al Jazeera, Minggu (8/11).
"Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan (masuk bagi) muslim (yang) inkonstitusional Trump," tegasnya.
Trump memberlakukan pembatasan masuk yang sering disebut sebagai "larangan muslim" melalui serangkaian perintah eksekutif.
Negara-negara yang warganya dilarang masuk Amerika antara lain Iran, Libya, Somalia, Suriah dan Yaman.
Trump kemudian memperluas larangan dengan memasukkan Venezuela dan Korea Utara. Selanjutnya Nigeria, Sudan, Myanmar dan tiga negara lain juga masuk daftar.
"Komunitas Muslim adalah yang pertama merasakan serangan Donald Trump terhadap komunitas kulit hitam dan cokelat di negara ini dengan larangan muslim yang keji. Pertarungan itu adalah rentetan pembukaan dalam apa yang telah hampir empat tahun mengalami tekanan dan penghinaan terus-menerus," tegas Biden.
Sementara Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi advokasi dan hak sipil muslim terbesar di Amerika Serikat, mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangannya dalam Pemilihan Presiden AS 2020.
"Presiden terpilih Biden telah berjanji untuk mengakhiri pelarangan muslim pada hari pertamanya menjabat, termasuk muslim di setiap tingkat pemerintahannya dan mengatasi masalah diskriminasi rasial dan agama," kata Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad.
"Kami berencana untuk bergabung dengan para pemimpin dan organisasi muslim Amerika lainnya untuk memastikan bahwa pemerintahan Biden memenuhi janji-janji ini. Kami juga berencana untuk terus meminta pertanggungjawaban pemerintah kami jika terjadi kesalahan," sebutnya.
(EAL)