Debat Perdana: Masa Depan UMKM Kota Medan dalam Visi Misi Bobby dan Akhyar

Debat Perdana: Masa Depan UMKM Kota Medan dalam Visi Misi Bobby dan Akhyar
Debat perdana Pilkada Medan 2020 (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan menyelenggarakan debat publik perdana Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan 2020 di Hotel Grand Mercure, Sabtu (7/11).

Kedua pasangan calon, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman diberi kesempatan menyampaikan visi misi terkait dua tema besar, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penanganan Covid-19.

Pengamat UMKM Universitas Sumatera Utara, Doli M. Jafar Dalimunthe mengungkapkan, secara keseluruhan sesi debat, bisa dilihat bahwa pasangan Bobby-Aulia menampilkan sisi kreatif dalam menjawab solusi permasalahan ekonomi di Medan.

Sedangkan pasangan Akhyar-Salman menurutnya belum secara gamblang menggambarkan capaian yang sudah dilakukan selama ini sebagai petahana sehingga tidak bisa menampilkan keunggulan dalam pengelolaan UMKM.

"Secara umum dan objektif dari debat itu, saya melihat pasangan 2 (Bobby-Aulia) justru lebih menguasai dan lebih siap," kata Doli, Minggu (8/11).

Doli menyebut Bobby lebih cakap dan kreatif dalam menyampaikan aspirasi yang telah dikumpulnya selama masa kampanye ini. Salah satu masalah yang mencuat dari sesi debat perdana itu adalah masalah peningkatan kinerja UMKM.

Menurutnya solusi yang ditawarkan Bobby, terutama soal pembentukan satu sentra UMKM di tiap kelurahan di Kota Medan merupakan solusi yang kreatif dan bisa menggerakkan UMKM hingga ke skala paling kecil.

Dengan begitu, sambungnya, karakter masing-masing kelurahan akan terwakili dan termunculkan. Dari sini akan muncul pelaku UMKM terutama produk-produk yang mewakili masing-masing kelurahan.

"Tentu ini akan menjadi hal baru dalam meningkatkan kinerja UMKM kita," sebutnya.

Memang selama ini program pengembangan UMKM selalu menjadi program di Kota Medan, tapi sentuhan mengarah ke karakteristik lingkungan merupakan isu yg menarik utk percepatan pemerataan dan pertumbuhan UMKM di Kota Medan.

Apalagi melalui sentra UMKM yang dibentuk itu akan dibarengi dengan bantuan modal, alat produksi hingga pembinaan berupa pelatihan dan pendampingan yg akan melibatkan ahli dari universitas.

Pelaku UMKM juga akan diarahkan untuk lebih melek teknologi serta rencana Kota Medan membuat marketplace tersendiri untuk memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan.

Solusi pembentukan sentra UMKM itu merupakan satu langkah maju dari apa yang telah dilakukan Pemko Medan.

Selama ini pelatihan dan pembinaan cenderung terpusat pada instansi atau OPD tertentu sehingga potensi yang ada di tingkat kelurahan bisa saja terlewatkan mengingat luas nya wilayah Kota Medan serta keberagaman karakteristik usaha yang diminati dan dijalankan masyarakat Kota Medan.

Sedangkan pasangan Akhyar-Salman yang justru terjebak menjelaskan masalah digitalisasi pemasaran produk-produk UMKM. Menurut Doli, memang selama ini banyak pelaku UMKM yang telah menjual produk mereka di pasar online, tetapi masih menggunakan aplikasi pihak ketiga, bukan yang dibentuk khusus oleh Pemko Medan. Tidak sedikit pula pelaku UMKM di Medan yang belum memasarkan produknya di marketplace yang ada.

Masalah berikutnya yang paling fatal adalah soal pendataan. Dari debat itu mencuat bahwa pendataan UMKM yang dilakukan Pemko Medan kurang maksimal. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pemberian bantuan sosial kepada pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19.

Selama ini, penyaluran bansos untuk pelaku UMKM di Medan terkesan belum optimal bahkan tak tepat sasaran karena pendataan oleh Pemko Medan belum maksimal.

Makanya, lanjut Doli, solusi yang ditawarkan Bobby-Aulia dinilai lebih tepat sasaran dengan melakukan pendataan menyeluruh lebih dahulu, kemudian menentukan karakteristik masing-masing kelurahan sebelum akhirnya membentuk sentra UMKM di tiap kelurahan.

Dengan database yang lengkap seperti itu, pemerintah tidak mengalami kendala yang besar saat hendak memberi bantuan.

"Dari debat ini secara objektif kita bisa menilai, anak muda yang sebelumnya diragukan, justru lebih kreatif, lebih mengalir dan menguasai masalah," pungkasnya.

(JW/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi