Zawawi Imron Terima Penghargaan dari Radio Republik Indonesia

Zawawi Imron Terima Penghargaan dari Radio Republik Indonesia
Direktur Utama LPP RRI, Mohammad Rohanudin (kiri) bersama budayawan Betawi, Zawawi Imron (kanan) dalam acara Malam Apresiasi Puisi. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Malam Apresiasi Puisi yang mengangkat tema ‘Tanah Untuk Negeri Ini’ menampilkan budayawan, seniman terkenal dan membawakan puisi-puisi yang diciptakan Mohammad Rohanudin, di Medan, Selasa (10/11).

Tidak hanya membacakan puisi dan pertunjukkan karya seni, acara yang memperingati Hari Pahlwan itu juga memberikan penghargaan kepada serang budayawan terkenal, yaitu Zawawi Imron.

Penghargaan itu diberikan langsung Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Mohammad Rohanudin, kepada Budayawan Madura tersebut.

Rohanudin mengatakan, live achievements yang diberikan Radio Republik Indonesia kepada penyair internasional dan nasional, yang lahir dari Batang-batang Madura itu karena Zawawi merupakan penyair yang banyak mengedukasi orang melalui puisi-puisinya.

"Batang-batang Madura tempat yang jauh, beliau adalah Zawawi Imron. Tokoh sekaligus seorang kiayi. Saya ucapkan selamat, diterima dengan senang hati oleh Zawawi," kata Rohanudin usai memberikan penghargaan, Selasa (10/11) malam.

Selain menyerahkan penghargaan berupa uang, Rohanudin juga memberikan sebuah lukisan kepada Zawawi, yang bergambar dirinya.

Setelah menerima hadiah itu, Zawawi, yang kini sudah berusia 75 tahun mengatakan, sebenarnya, yang berhak menerima hadiah ini bukan lah Zawawi Imron, melainkan ibunya.

"Yang menerima hadiah pada malam hari ini bukan saya, tapi ibu saya. Karena ibu saya lah saya bisa menulis puisi. Terima kasih RRI. RRI hidup sampai kiamat," ucap Zawawi, dan disambut tepuk tangan para tamu undangan.

Sebelumnya, acara ini juga dihadiri Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Meutya Viada Hafid, penyair dan pembaca puisi, Peri Sandi Huizche, serta seorang aktris sekaligus sutradara, Ken Zuraida, yang merupakan istri sastrawan legendaris Indonesia, W S Rendra.

Masih banyak lagi tokoh sastrawan dan budayawan yang hadir untuk mengisi panggung malam Apresiasi Puisi Untuk Tanah Air Ini. Di antaranya, Gus Nas, Ita Purnama Sari, Dwiki Darmawan, Wirja Taufan, Antonius Silalahi.

Kemudian kelompok teater, seperti Sanggar Tajuk Renggali, Teater Igro Medan dan artis bintang Radio Indonesia, Alex Baltazar dan Hasca Savira.

Pada kesempatan itu, Rohanudin juga membacakan puisinya dengan judul ‘Terbunuhnya Jenderal Mallaby’, yang berkolaborasi dengan Lena Guslina. Selian itu, acara juga diramaikan pembacaan puisi oleh Peri Sandi Huizche, yang membawakan dua puisi, yakni Robek-robeklah Dadaku dan Gunting Safruddin.

Peri mengatakan, puisi pertama itu menceritakan, bahwa cita-cita pahlawan itu sampai sekarang belumlah terwujud, dan juga tentang sebuah toleransi.

“Saya membayangkan, cita-cita atau harapan-harapan Pahlawan itu sampai kini masih belum terwujud dan toleransi ini yang harus terus dihidupkan,” kata Peri setelah selesai acara.

Puisi-puisi yang berkumandang diacara itu juga ada yang dibawakan Sanggar Tajuk Renggali Takengon berjudul 'Dari Sini Indonesia Masih Ada' karya Mohammad Rohanudin, lalu penyair legendaris, Ken Zuraida membawakan puisi berjudul 'Sajak Saida untuk Adinda'.

Saat ditemui sebelum acara dimulai, Ken Zuraida, Istri Almarhum penyair Indonesia, WS Rendra, menyampaikan pesan pada peringatan Hari Pahlawan. Ia mengatakan, ada banyak hal yang dapat diambil dari perjuangan yang sudah mereka lakukan.

"Banyak yang harus dikenang. Pahlawan kita sangat banyak. Pahlawan itu tidak harus di kubur di makam Pahlawan. Pada setiap orang Pahlawan lain-lain, ada bapak, ada ibu, ada kakak, sahabat juga bisa jadi Pahlawan. Jadi semuanya bisa memiliki pandangan berbeda soal itu," kata Ken.

Ia juga berpesan kepada generasi muda untuk memaknai hari Pahlawan, 10 November 2020 saat ini. "Ambil yang baik, dan buang yang tidak cocok," pesan Ibu Ken.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi