Ketua IGRA Kabupaten Deliserdang, Alwan Syah Putra Harahap (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisadaily.com, Lubukpakam - Ketua Ikatan Guru Raudhatul Atfal (IGRA) Kabupaten Deliserdang, Alwan Syah Putra Harahap menyatakan, tetap berkomitmen terus memperjuangkan kesejahteraan guru dengan memanfaatkan celah-celah yang ada dengan tidak menyalahi atau melanggar aturan.
“Dari dulu terus kita perjuangkan tentang kesejahteraan guru-guru,” kata Alwan kepada
Analisadaily.com, Kamis (26/11), merefleksikan momentum Hari Guru Nasional 25 November 2020 dikaitkan dengan kondisi guru RA yang masih banyak belum menerima kelayakan dari pengabdian mereka mencerdaskan anak bangsa.
Dari 1.800-an guru RA di Deliserdang yang berhimpun dalam wadah IGRA, mayoritas masih belum mendapatkan kesejahteraan yang layak dari honor mereka sebagai pendidik. Setidaknya ada 600-an guru RA yang sudah bersertifikasi, dan 400-an guru RA lainnya mendapatkan tunjangan fungsional guru.
Sisanya, sekira 800-an guru RA masih belum mendapatkan bantuan kesejahteraan dari pemerintah, dan mayoritas bahkan sampai 60 persen masih menerima gaji di bawah kelayakan, bahkan banyak di bawah Rp300 ribu per bulannya.
“Jadi memang masih banyak guru-guru RA di Deliserdang ini yang kesejahteraannya belum terpenuhi. Setidaknya perjuangkan IGRA ke depan, akan mencoba meminta kepada Pemkab Deliserdang, sisanya yang 800-an guru lagi bisa dibantu,” paparnya.
Dari sejumlah komunikasi yang telah dibangun IGRA dengan pihak Pemkab Deliserdang, alasan mendasar tidak bisa dibantu guru-guru RA termasuk lembaganya, disebabkan status kementerian di atasnya.
Guru dan lembaga RA berada di bawah naungan Kementerian Agama, sehingga belum ada celah yang dapat dijadikan sebagai payung hukum membolehkan Pemkab Deliserdang membantu guru dan lembaga RA.
“Saya pikir kajiannya yang perlu lebih diperdalam untuk mencari payung hukumnya. Guru-guru RA ini juga bagian dari masyarakat Deliserdang, dan sama-sama mencerdaskan anak-anak Deliserdang,” urai Alwan.
Menurutnya, keberadaan guru RA sebagai peletak dasar-dasar pendidikan Islam yang mengajarkan semua aspek kehidupan secara mendasar bagi anak-anak sejak dini di Deliserdang, harus dan menjadi kelayakan diperhatikan pemerintah.
Tanggung jawab serta beban yang mereka pikul sangat berbanding terbalik dengan hak yang mereka terima saat ini. Bagi guru RA ketika ditanya langsung tentu tidak akan mengatakan penderitaan tersebut, karena alasan akan mencederai keikhlasan dalam pengabdian.
“Mereka memang terlihat happy saja, tapi kalau digali lebih dalam, mereka pasti mengeluhkan kesejahteraan mereka. Inilah kelebihan guru-guru RA di Deliserdang. Mereka tidak mau merusak amal ibadah dan keikhlasan mereka kepada Allah,” jelasnya.
Namun diharapkan, rasa sabar dan keikhlasan para guru RA tidak membuat para pemilik kebijakan kurang apa lagi tidak peduli kepada para pejuang agama ini. Terlebih mereka adalah orang-orang yang turut serta mewujudkan visi pembangunan di Kabupaten Deliserdang.
“Kepada para guru RA Deli Serdang yang tergabung dalam IGRA, diimbau untuk terus meningkatkan kompetensi dalam berbagai aspek agar bisa berkompetisi serta memberikan hal terbaik untuk peserta didik sebagai amal jariah,” imbaunya.
(AK/RZD)