Early Adopter (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Harga Bitcoin terus mencetak kenaikan ratusan persen dalam periode tahun berjalan dan dinilai menjadi instrumen investasi yang menarik. Sejalan dengan tren tersebut, investasi instrumen kripto tersebut bisa dimulai hanya dengan Rp 50.000.
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) INDODAX, Oscar Darmawan, berpendapat hingga saat ini tren pemulihan harga Bitcoin belum tersaingi oleh instrumen investasi lainnya. Seiring dengan hal tersebut, registrasi nasabah baru serta jumlah transaksi INDODAX sendiri secara eksponensial mulai meningkat.
Dia menggambarkan, harga bitcoin sempat turun ke level Rp58 juta dan saat ini telah naik menjadi Rp282 juta. Menurut pendapat seorang analis kripto dari ItsForex.ID Rendra Yuangga, Bitcoin diperkirakan bisa menembus harga Rp 2.8 miliar pada akhir 2021.
Oscar menambahkan, INDODAX Exchange memberikan fasilitas dan fitur bagi investor yang mulai mengenali Bitcoin dan aset kripto lainnya, baik untuk diperdagangkan maupun investasi.
“Dengan deposit sebesar IDR 50,000 saja, sudah bisa memulai transaksi serta menikmati edukasi gratis. Oleh sebab itu, para pemula bisa menjadi lebih percaya diri untuk mulai berinvestasi,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (7/12).
Dia menambahkan, minat investasi masyarakat Indonesia terhadap aset kripto mulai meningkat seiring dengan popularitas instrumen ini. Hal itu antara lain juga didukung pengawasan dan regulasi melalui Bappebti dan Kominfo.
Prediksi JP Morgan Terhadap Bitcoin, Heaven Asset Kedua Setelah Emas
Meski Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa negosiasi menunjukkan kemajuan. Namun masih ada perdebatan soal skema bantuan fiskal tersebut. Kini pihak Demokrat mendukung usulan bipartisan stimulus senilai US$ 908 miliar. Hanya saja usulan tersebut ditolak oleh pemimpin senat mayoritas Mitch McConnell.
Menurut ING prospek emas tahun depan masih terbilang oke. Menurut laporan ING inflasi tahun depan bisa memicu harga emas kembali ke US$ 2.000 di kuartal ketiga. Harga emas rata-rata tahun itu diperkirakan mencapai US$ 1.965/troy ons.
Berbeda dengan ING yang punya pandangan bullish terhadap emas, JP Morgan justru melihat emas berpotensi mengalami penurunan harga. Apalagi sekarang
bitcoin adalah pilihan populer di kalangan investor.
Hal ini terlihat dari adanya inflow ke Bitcoin senilai US$ 2 miliar sejak Oktober lalu. Di saat yang sama, ada outflow sebesar US$ 7 miliar dari emas. Artinya investor mulai melego emas dan membeli bitcoin.
Bitcoin merupakan criptocurrency yang kini sudah masuk ke dalam salah satu kelas aset yang diperhitungkan investor. Saat harga emas ambrol ke bawah US$ 1.800/troy ons karena aksi jual besar-besaran, harga Bitcoin justru melesat hampir dua kali lipat.
(Adv)