Layar elektronik menampilkan Anggota Komisi IX DPR (atas) mengikuti Rapat Kerja (Raker) secara daring dengan Menkes, Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional, Badan POM, Satgas Penganan COVID-19 dan Direktur Utama PT. Bio Farma di Kompleks Parlemen Senayan, Jaka (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Analisadaily.com, Jakarta - Program vaksinasi yang dilakukan pemerintah bisa menekan penularan kasus atau bahkan menghentikan penularan Covid-19 di Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih.
"Program vaksinasi ini harapan besar bagi kita semua, tidak hanya untuk petugas kesehatan saja, tapi untuk seluruh rakyat. Vaksin ini alat terbesar kita untuk menurunkan serendah-rendahnya bahkan menghentikan penularan Covid-19," kata Daeng dalam konferensi pers di Kantor PB IDI yang dipantau secara daring di Jakarta, dilansir dari
Antara, Senin (14/12).
Daeng mengatakan, upaya intervensi untuk menekan kasus penularan Covid-19 di Indonesia dengan cara penerapan protokol kesehatan dinilai belum efektif, lantaran kasus konfirmasi positif harian yang terus meningkat dari hari ke hari.
"Terus bertambahnya kasus positif di Indonesia dikarenakan masyarakat belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat," sebutnya.
Daeng menyampaikan, program vaksinasi adalah salah satu upaya lain yang diharapkan bisa lebih efektif untuk menekan penularan kasus Covid-19 di Indonesia yang masih saja terus meningkat. Keefektifan vaksin dalam menekan penularan Covid-19 sangat tergantung seberapa berhasil program vaksinasi.
"Program vaksinasi bisa berhasil apabila seluruh masyarakat Indonesia mau berpartisipasi secara aktif untuk melakukan vaksinasi Covid-19 guna membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity," terangnya.
Herd immunity terhadap virus SARS CoV 2 penyebab Covid-19 bisa didapatkan asalkan 60 hingga 70 persen penduduk Indonesia telah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus. Artinya, butuh partisipasi 60 sampai 70 persen dari total penduduk Indonesia yang divaksin agar Covid-19 tidak bisa menular dan kasus penularan terhenti.
Daeng menyatakan, para dokter yang tergabung dalam PB IDI siap untuk divaksinasi pertama kali sebagai petugas kesehatan di garda terdepan. Pemerintah memprioritaskan vaksinasi Covid-19 pertama kali diberikan pada tenaga kesehatan karena tergolong rentan terinfeksi Covid-19.
"Para dokter IDI siap divaksin dan mengajak masyarakat agar tidak ragu dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah," tandasnya.
(RZD)