Biden: Trump Menolak Menghormati Keinginan Rakyat

Biden: Trump Menolak Menghormati Keinginan Rakyat
Presiden terpilih Joe Biden berbicara setelah Electoral College secara resmi memilihnya sebagai presiden, Senin, 14 Desember 2020, di teater The Queen di Wilmington, Delaware. (AP/Patrick Semansky)

Analisadaily.com, Amerika Serikat - Presiden terpilih AS, Joe Biden, mengkritik Donald Trump dengan mengatakan Partai Republik telah menentang konstitusi dan "kehendak rakyat" karena tidak menerima hasil pemilu.

"Itu adalah posisi yang sangat ekstrim yang belum pernah kami lihat sebelumnya," kata Biden dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/12).

"Sebuah posisi yang menolak untuk menghormati keinginan rakyat, menolak untuk menghormati supremasi hukum, dan menolak untuk menghormati konstitusi kami," sambung Biden dalam pidatonya.

Mengingat upaya luar biasa Presiden Donald Trump untuk menumbangkan proses karena apa yang dia tuduh salah adalah penipuan pemilih yang meluas dalam pemilihan 3 November.

Beberapa pendukung Trump telah menyerukan protes di media sosial, dan pejabat pemilihan telah menyatakan keprihatinan tentang potensi kekerasan di tengah retorika presiden yang memanas. Tapi pemungutan suara hari Senin berjalan lancar, tanpa gangguan besar.

California, negara bagian AS terpadat, menempatkan Biden di atas 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan Electoral College ketika 55 pemilihnya dengan suara bulat memberikan suara untuknya dan pasangannya, Kamala Harris.

Biden dan Harris, wanita pertama, orang kulit hitam pertama dan orang Amerika keturunan Asia pertama yang menjadi wakil presiden terpilih, akan dilantik pada 20 Januari.

Biden memperoleh 306 suara elektoral pada November dibandingkan dengan 232 untuk Trump.

"Api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama. Dan kami sekarang tahu bahwa tidak ada, bahkan pandemi, atau penyalahgunaan kekuasaan, yang dapat memadamkan api itu. Dalam pertempuran untuk jiwa Amerika ini, demokrasi menang," ujarnya.

Trump juga telah menekan anggota parlemen Republik di negara bagian medan pertempuran yang dimenangkan Biden, seperti Pennsylvania dan Michigan, untuk menyisihkan total suara dan menunjuk daftar pemilih mereka sendiri yang bersaing.

Tetapi anggota parlemen sebagian besar menolak gagasan itu.

"Saya berjuang keras untuk Presiden Trump. Tidak ada yang menginginkan dia menang lebih dari saya," kata Lee Chatfield, ketua DPR dari Partai Republik Michigan, dalam sebuah pernyataan.

"Tapi saya juga mencintai republik kami. Saya tidak dapat membayangkan mempertaruhkan norma, tradisi, dan lembaga kami untuk mengeluarkan resolusi yang secara retroaktif mengubah pemilih untuk Trump," ujarnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi