Penghargaan tersebut diumumkan secara daring melalui live streaming di akun YouTube BAZNAS TV.

Anggota BAZNAS RI, Ahmad Satori Ismail, dalam sambutannya menyampaikan, penghargaan untuk kategori ini diberikan berdasarkan penilaian terhadap variasi program pendistribusian ZIS di masing-masing BAZNAS provinsi.

“Seperti adanya program untuk sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga kemanusiaan,” rincinya, Selasa (15/12).

Baitul Mal Aceh mengalahkan Baznas Jawa Barat dan Baznas DKI Jakarta yang juga masuk nominasi kategori ini. Penghargaan kali ini menambah daftar prestasi yang berhasil diraih Baitul Mal Aceh.

Sebelumnya, tahun 2015, Baitul Mal Aceh meraih penghargaan dari Kementerian Agama kategori Manajemen Kelembagaan Terbaik. Selanjutnya tahun 2018 Baitul Mal Aceh juga mendapatkan penghargaan sebagai BAZNAS Provinsi Terbaik se-Indonesia dari BAZNAS.

“Kehormatan ini tentu tidak akan kita dapatkan tanpa adanya dukungan dan kepercayaan dari para muzakki dan mustahik,” kata Ketua Badan Baitul Mal Aceh, Prof Nazaruddin A. Wahid.

Penghargaan ini, lanjut Prof Nazar, secara tidak langsung menunjukkan kulitas kinerja pengelolaan zakat dan infaq oleh Baitul Mal Aceh. Program-program pendistribusian yang dilakukan selama ini sudah baik, variatif dan sesuai dengan kebutuhan mustahik. Sehingga, dianggap layak mendapat apresiasi tingkat nasional.

Pada kesempatan sama, BAZNAS juga memberi penghargaan bagi Gubernur Aceh dan 5 Gubernur lainnya se-Indonesia sebagai Gubernur Pendukung Kebangkitan Zakat. Predikat Pemerintah Kota Pendukung Kebangkitan Zakat juga kembali diberikan kepada Wali Kota Banda Aceh.

BAZNAS Award merupakan ajang pemberian penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh BAZNAS Pusat untuk memberikan apresiasi kepada lembaga amil dan stakeholder yang berjasa membangkitkan gerakan ZIS di Indonesia.

Tahun ini, BAZNAS Awards berlangsung secara daring dan dapat disaksikan secara langsung melalui media sosial BAZNAS.

(MHD/RZD)