Seminar Busana Tradisional dan Destar Alam Melayu

Seminar Busana Tradisional dan Destar Alam Melayu
Tokoh dan pelaku seni budaya melayu diabadikan berlatar belakang masjid Raya Sultan Basyaruddin dalam kegiatan Seminar busana melayu dan destar alam melayu (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Pantai Labu - Sanggar Seni Tari Melayu 'Hang Tuah' Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, didukung sejumlah lembaga adat dan Pemerintahan Desa Rantau Panjang, menggelar seminar bertajuk 'Busana Tradisional Melayu dan Destar Alam Melayu' di Yayasan Pendidikan Sinar Serdang, Jumat (25/12).

Menurut Ketua Sanggar Hang Tuah, Syahrizal, seminar ini merupakan bagian upaya melestarikan kembali budaya dan seni melayu, khususnya tentang busana tradisional melayu yang benar serta destar alam seperti tanjak (topi melayu).

"Salah satu tujuannya seperti itu. Kita memanggil pakarnya untuk belajar budaya melayu khususnya tentang busana tradisonal melayu dan destar alam melayu," kata Syahrizal.

Sultan Serdang, Tuanku Achmad Talaa Syariful Alamsyah melalui Kepala Sekretariat Kesultanan Serdang Tengku Mira Sinar, sangat menyambut baik seminar tersebut untuk memopulerkan kembali busana melayu yang benar ke tengah-tengah masyarakat.

Terlebih saat ini, banyak bentuk pakaian melayu yang tidak lagi sesuai dengan bentuk asalnya sehingga dibutuhkan sosialisasi busana tradisional melayu sebenarnya baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Karena itu pula Kesultanan Serdang menyerahkan sejumlah busana tradisisonal melayu yang benar untuk laki-laki (teluk belanga) kepada pengurus Masjid Raya Sultan Basyaruddin, Desa Rantau Panjang, sekaligus untuk disosialisasikan kepada masyarakat khususnya di kawasan pesisir Kecamatan Pantai Labu.

"Tadi diberikan Kesultanan Serdang pakaian melayu teluk belanga untuk laki-laki, dengan pola dan potongan kain serta jahitan yang betul. Sebab banyak yang tak betul," jelas Mira.

Sementara Sekretaris Panitia Pelaksana, Rusdi mengungkapkan, seminar tersebut diikuti sejumlah seniman melayu dari berbagai kabupaten/kota seperti, Kota Medan, Serdang Bedagai, Tebingtinggi dan Langkat termasuk Deli Serdang sendiri.

Seminar tersebut menghadirkan beberapa narasumber salah satunya Ketua Perkumpulan Ahli Seni Alam Melayu Perkasa Alam, Abu Abdillah Fahmi dari Provinsi Kepulauan Riau, yang menekankan bahwa hal-hal disampaikan terkait busana tradisional melayu yang asal sekali.

Rusdi juga memaparkan, dipilihnya Desa Rantaupanjang sebagai tempat kegiatan disebabkan desa tersebut merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Serdang masa silam ditandai dengan situs yang masih berdiri sebagai bukti sejarah dengan keberdaan masjid Raya Sultan Basyaruddin.

Selain itu diharapkan, menjadi bagian mendorong Pemerintah Kabupaten Deli Serdang agar pakaian melayu bisa serentak dipakai pada hari tertentu seperti hari Jumat, lewat kebijakan Bupati Deli Serdang baik melalui Peraturan Bupati atau sejenisnya.

"Ini yang kita harapkan sehingga kultur budaya negeri melayu ini bisa terlestarikan," ucap Rusdi.

Selain didukung Kesultanan Serdang, kegiatan itu turut didukung Yayasan Pendidikan Sinar Serdang, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang langsung dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olaraga Khairum Rizal, Pemerintahan Desa Rantau Panjang juga Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI).

(AK/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi