Padepokan Iqro luncurkan 2 buku (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Padepokan Iqro resmi meluncurkan buku berjudul 'Muleh: Tambo Kampung Kolam Zaman Berzaman' karya Ismail Pong, dan buku 'Pagi yang Hilang' kumpulan puisi sajak kampung.
Lewat bukunya, Ismail yang merupakan penggas Padepokan Iqro, sekaligus Ketua Forum TBM Sumatera Utara (Sumut) ini menyampaikan gagasan mengenai pentingnya menuliskan kembali sejarah Kampung Kolam untuk menjaga tradisi budaya dan kearifan lokal yang masih ada hingga kini.
"Muleh, sebuah buku yang mengajak dan menuntun pikiran pembaca kembali pada maksa sejati kampung. Menelusuri Kampung Kolam zaman berzaman. Menyelam lebih dalam dan jauh, mulai dari hikayat masa lalu, potensi ekonomi, sosial, sistem kekerabatan, ragam budaya dan bahasa, kekhasan kuliner, maupun tradisi dan tokoh-tokoh yang masih menjaga hayatnya," kata Ismail, Kamis (31/12).
"Oleh karenanya, sejarah bukanlah untaian yang mesti dipasrahkan kepada masa lampau. Sejarah juga mengandung makna sekarang, maka berpikirlah dan bertindaklah secara historis untuk masa depan," tutur Ismail pada Prolog buku 'Muleh: Tambo Kampung Kolam Zaman Berzaman.
Buku kedua berjudul 'Pagi yang Hilang' merupakan kumpulan 71 puisi karya anak-anak kelas menulis di Padepokan Iqro. Buku ini mengenalkan potensi, kondisi, dan sejarah kampung melalui karya sastra puisi. Para pambaca akan dibawa berimajinasi mengenali setiap sudut kampung melalui bait-bait sastra puisi dalam buku ini.
Terdiri dari 6 Bab
Dalam peluncuran buku tampak hadir Zainul Arifin, tim perwakilan PT PLN (Persero) UP2B Sumatera Bagian Utara. Diakatakannya, "Kami sangat bangga bahwa Padepokan Iqro yang telah didukung oleh program CSR PT PLN (Persero) UP2B Sumbagut sejak 2 tahun lalu semakin berkembang sampai sekarang."
"Dan tahun ini CSR kami mendukung untuk program kelas menulis di Padpeokan Iqro. Dengan diluncurkanya dua buku ini, berarti anak-anak dan generasi muda yang dibimbing Padepokan Iqro telah berhasil berkarya. Menulis berarti akan diingat selamanya sampai hari kiamat," tegas Zainul Arifin dalam sambutanya.
Gagasan 'Muleh: Tambo Kampung Kolam Zaman Berzaman' dipetakan Ismail menjadi 6 bab dalam bukunya. Mulai dari asal muasal berdirinya Kampung Kolam, bangunan bersejarah, sistem sosial, potensi, komunitas, tokoh-tokoh, dan cerita tentang kondisi desa di masa pandemi Covid-19.
Perjalanan Ismail yang memiliki latar belakang unik sebagai aktivis pemberdayaan masyarakat dan pegiat literasi, semakin memperkaya isi buku ini. Melalui buku ini ia mengajak bagaimana memandang desa sebagai entitas yang harus dikembangan dari brbagai aspek kehidupan, dan tetap menjaga keutuhan kearifan lokalnya.
Khasanah Bagi Komunitas
Tren saat ini, pembangunan menuju pada era digital dan teknoligi informasi yang semakin pesat. Tak terelakan desa juga harus mengikuti perkembangan zaman. Namun di sisi lain, tantangan mempertahankan kearifan lokal menjadi sesuatu yang penting untuk dipertahankan di tengah era globalisasi saat ini, agar generasi muda mengenal sejarah dan potensi lokalnya.
"Buku ini hadir tepat waktu. Di tengah arus globalisasi dan fenomena informasi media sosial yang tak terbendung, buku lah yang bisa dijadikan sebagai referensi yang bisa dipertanggungjawabkan, tidak seperti informasi di medsos," ujar Misran Sihaloho, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip kabupaten Deliserdang.
"Dengan peluncuran dua buku ini, Padepokan Iqro telah terbukti mampu menjalankan fungsi-fungsi sebagai sebuah perpustakaan desa, yaitu fungsi pendidikan, fungsi penelitian, dan fungsi pelestarian budaya," tambahnya.
(RZD)