Salah satu penginapan di Tuktuk Siadong, Samosir, yang menghadap ke arah Danau Toba. (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Samosir – Pulau Samosir, daerah yang berada di tengah-tengah Danau Toba, menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi para pelancong dari berbagai pelosok Sumatera Utara, nusantara, bahkan mancanegara.
Tentu ada beragam alasan mengapa wisatawan memilih untuk mendatangi bagian dari danau vulkanik terbesar di dunia ini, yang belum lama ini telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark.
Di Pulau ini, ada banyak lokasi yang menarik untuk dijelajahi bersama keluarga maupun kerabat, bahkan sangat sayang jika tidak menyempatkan langkah untuk menyusurinya. Seperti misalnya Pantai Pasir Putih, Batu Hoda, Tomok dan masih banyak lagi.
Akan tetapi, ada satu destinasi yang tidak kalah menarik dan menggiurkan hati, mata dan pikiran para pengunjung, yaitu Tuktuk Siadong, Samosir. Bermacam penilaian orang mengenai kawasan ini, termasuk diantaranya soal nuansa kebudayaan Batak yang masih asri.
Salah seorang pengunjung, Dicky, mengaku memilih Tuktuk menjadi tempat untuk dikunjungi, karena faktor masyarakatnya. Warga Bandung, Jawa Barat, ini menilai, masyarakat di Tuktuk masih sangat kental dengan kebudayaannya atau adat istiadatnya.
“Percaya dengan adat-adatnya, tradisional sekali. Selain itu, cara menyapa pendatang itu juga sangat ramah, meskipun keras dalam sisi logat, tapi saya yakin masyarakat di sini berhati lembut. Masyarakat di sini juga sangat welcome,” kata Dicky yang akrab disapa Horus, Sabtu (2/1).
Di samping warganya sangat terbuka kepada pengunjung, Dicky, yang datang bersama teman-temannya juga mempunyai pandangan mengenai aura positif yang ditonjolkan Tuktuk Siadong.
El, warga Parapat, Simalungun, mengatakan, ia tertarik ke Tuktuk, setelah melihat banyak informasi dan dokumentasinya di sosial media.
“Kita melihat tempat-tempat di Tuktuk ini melalui media sosial cantik-cantik, termasuk pantainya dan juga budayanya sangat bagus. Budaya Batak nya masih asli,” kata El Sidabutar, yang baru pertama kali mengunjungi Tuktuk.
Kendati demikian, selain sisi destinasi dan budaya yang menjadi idaman pengunjung, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan Pemerintah agar dapat semakin menunjang kehadiran wisatawan.
Bonita, rekan Dicky dan El, menyampaikan, tingkat kunjungan memang bertambah, namun ada yang memang perlu dilakukan lagi, seperti membuat sarana dan prasarana pendukung agar pengunjung tidak kesulitan untuk mengunjungi lokasi wisata di wilayah ini.
“Menyediakan bus wisata, kemudian menyediakan informasi wisata supaya pengunjung bisa mudah mengakses lokasinya. Dan memang kita lihat, promosi soal wisata di sini sekarang sedang tinggi. Menurut itu saya sangat tepat,” tutur warga Tomok ini saat ditemui bersama rekan-rekan di Cafe di Tuktuk, Samosir.
Di tengah pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih terus bergejolak, langkah pencegahan terus dilakukan di Tuktuk Siadong. Kata El, petugas yang berjaga di pintu masuk Tuktuk juga sangat ketat mengawasi, sehingga melarang pengunjung yang tidak mengenakan masker untuk masuk ke kawasan Tuktuk.
“Selain di Tuktuk, kita juga tadi mau belanja souvenir, dan sebelum masuk kita sudah diperingati agar memakai masker. Jadi kami melihat, bahwa kesehatan atau pencegahan itu benar-benar masih diutamakan. Itu sangat bagus,” kata Dicky menambahi ucapan El.
Mereka pun menambahkan, Danau Toba diharapkan bisa menjadi semakin terkenal atau Go Internasional, pembangunannya semakin pesat, namun tidak menghilangkan nilai-nilai budaya yang telah lama ada dan berkembang di kawasan Danau Toba.
(CSP)