Mak Raja boru Sijabat tampak sedang merapikan pakaian-pakaian dagangannya di Tomok, Samosir, Minggu (3/1). (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Samosir - Selama libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, pelaku usaha, seperti pedagang souvenir dan guide wisata budaya di Tomok, Samosir, memperoleh manfaat positif pada pendapatannya
Sejak awal lipan, 22 Desember 2020, tingkat kunjungan wisatawan di pusat kerajinan tangan itu sangat tinggi, dan itu terjadi hingga pada 3 Januari 2021.
Penerima tamu di Sigalegale, Rio Sidabutar, mengaku kehadiran orang ke destinasinya sangat ramai. Bahkan, kata dia, timnya sampai kewalahan menerima para tamu.
"Ia bang, kita sampai capek saking banyaknya wisatawan yang ingin melihat atraksi budaya Sigale. Setiap menit ada yang masuk, dan sampai ribuan orang untuk hari ini saja," kata Rio saat ditemui di depan pintu registrasi, Minggu (3/1) sore.
Dia lanjut menceritakan, setiap pengunjung yang daftar diminta uang senilai Rp 5.000. Jadi, masih kata Rio, penghasilan yang diperoleh untuk satu hari saja, seperti saat ini mencapai Rp 10 juta.
Ia menambahkan, kepadatan pengunjung itu terjadi pada hari Sabtu (2/1) dan Minggu (3/1), walau pun hari-hari sebelum juga ramai.
Peningkatan pendapatan tidak hanya dirasakan Rio, Mak Raja Boru Sijabat juga memperoleh efek baik itu di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, kunjungan pembeli untuk belanja sejak awal libur kemarin sangat ramai, sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarganya, terutama memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Tanggal 20 Desember sudah ramai, tapi padat-padatnya dimulai pada saat Natal dan sampai sekarang Minggu (3/1)," tutur Mak Raja kepada Analisadaily.com ketika ditemui di lapak dagangan baju miliknya.
Atas peningkatan itu pula, ia dan teman-temannya tidak merasa terbeban, karena sampai sekarang virus Corona masih belum hilang.
"Lumayan banyak barang-barang dagangan yang laku terjual, dan tidak mengeluh lagi, setelah sebelumnya, wabah Corona sempat membuat kami terpukul, karena sepi pembeli. Tetapi sekarang agak lega. Sudah bisa membeli beras satu kaleng," kata ibu dua anak itu.
(CSP)