Soal Danau Toba, Ini Saran Relawan Jokowi Pada Sandiaga

Soal Danau Toba, Ini Saran Relawan Jokowi Pada Sandiaga
Menteri Parisiwata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat berada di Huta Ginjang, Tapanuli Utara. (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Menteri Parisiwata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, diharapkan mewujudkan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Sejumlah infrastruktur konektivitas transportasi udara, darat serta air sudah dibangun untuk menaikkan angka kunjungan wisatawan, namun jumlah turis asing tak kunjung bertambah ke Danau Toba.

Menurut Ketua Umum Relawan Indonesia (RIK), Sahat Simatupang sangat mungkin dilakukan meski dunia masih dilanda wabah virus Covid-19.

"Industri pariwisata dunia memang sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Berbagai pembatasan sosial membuat tingkat kunjungan wisatawan anjlok termasuk ke Danau Toba," kata Sahat, Rabu (6/1).

Secara global, menurut Sahat, terjadi penurunan kedatangan turis mancanegara di berbagai negara hingga mencapai 700 juta orang. Akibatnya sektor pariwisata secara global mengalami kerugian sebesar U$730 miliar.

"Dampak itu juga dirasakan Danau Toba yang berbagai infrastrukturnya baru saja dibenahi pemerintahan Joko Widodo agar menjadi destinasi wisata kelas dunia. Namun kita harus optimis pembenahan berbagai infrastruktur yang dilakukan pemerintah di Danau Toba tidak sia-sia," ucapnya.

Sahat menyarankan kepada Sandiaga agar menjadikan tahun 2021 yang masih dalam suasana pendemi Covid-19 sebagai tahun promosi dan konsolidasi.

"Potensi pariwisata danau Toba harus lebih gencar dipromosikan melalui berbagai kegiatan nasional maupun internasional guna menarik wisatawan mancanegara," ujar Sahat.

Apalagi Danau Toba secara karakteristik, bersaing dengan destinasi geopark air tawar di negara lain seperti Danau Inle di Myanmar, Danau Hoan Kiem di Vietnam atau Danau Ang Nam Ngum di Laos.

"Danau Toba harus bisa merebut turis dari ketiga danau tersebut," terang Sahat.

Selain itu, sambung Sahat, Sandiaga diharapkan menjadikan Silangit yang sudah berstatus Bandara Internasional sejak September 2017 terkoneksi dengan penerbangan dari Bali-Silangit atau paket penerbangan Bali-Jakarta-Toba agar turis di Bali yang mayoritas Australia bisa digeser ke Danau Toba.

Sebab turis Australia tidak terpengaruh musim dingin ekstrim seperti di Eropa dan Amerika sehingga mereka bisa travelling sepanjang tahun ke Indonesia.

Adapun promosi ke negara-negara Asia yang jumlah wisatawannya terbanyak berkunjung ke Danau Toba seperti Singapura, Thailand, Malaysia, China, Kemenpar, bisa menggandeng swasta atau mengoptimalkan peran Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) membuat event olahraga bertaraf internasional.

Seperti lomba lari marathon Toba Run, Samosir Power Boating, Simalungun Dragon Boat, Parapat Paragliding.

"Bahkan pertandingan tinju internasional dan festival musik sebesar woodstock bisa dilakukan di kawasan Danau Toba," kata Sahat.

Selain 2021 sebagai masa promosi, Sahat yang juga anggota Kelompok Pakar Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba semasa Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, menyarankan kepada Sandiaga agar di tahun 2021 melakukan konsolidasi stake holder pelaku wisata dan masyarakat kawasan Danau Toba.

kata dia, problem di Danau Toba tak hanya urusan infrastruktur dan transportasi aviasi semata, namun yang tampak kecil tetapi berpengaruh besar pada kenyamanan turis seperti perbaikan kamar mandi umum di semua titik atau spot wisata Danau Toba, sanitasi, dan tempat sampah.

"Hal remeh dan kecil seperti itu juga harus diperhatikan Sandiaga, BOPDT, pemerintah daerah dan masyarakat lokal karena menyangkut persepsi wisatawan terhadap Danau Toba secara keseluruhan karena menyangkut manajemen dan pengelolaan kawasan wisata," tutur Sahat.

Selain itu, sistem akomodasi transportasi yang lebih jelas seperti jadwal penerbangan, shuttle bus bandara ke kawasan wisata Danau Toba dan jadwal perahu yang berangkat dari dan ke Samosir agar memudahkan wisatawan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kawasan Danau Toba.

"Seberapa besar kesiapan masyarakat kawasan Danau Toba menghadapi lonjakkan pariwisata tahun 2022 dan mempertahankan persaingan dengan kawasan turisme lain yang serupa di Asia Tenggara. Di masa promosi dan konsolidasi 2021 ini lah dibahas tuntas." saran Sahat.

Sahat menambahkan, diatas semua itu, yang harus tetap dijaga oleh Menparekraf Sandiaga adalah kelestarian lingkungan hidup dan ekosistim Danau Toba serta kearifan lokal.

"Kami yakin Sandiaga Uno amat menghargai Danau Toba, masyarakat dan adat istiadat leluhur," pungkas Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 ini.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi