Istri Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati, di lokasi tanggul yang jebol di Kampung Teluk Halban, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang (Analisadaily/Dede Harison)
Analisadaily.com, Kuala Simpang - Dyah Erti Idawati istri Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyalurkan bantuan logistik kepada korban banjir, sekaligus meninjau sejumlah titik tanggul sungai yang jebol di kampung pesisir Aceh Tamiang.
Tanggul yang abrasi dan jebol tersebut berada di Kampung Teluk Halban dan Rantau Pakam. 2 kampung ini merupakan yang terparah terdampak banjir akibat luapan sungai merendam permukiman sedalam 1 meter.
"Setidaknya saya mewakili warga kami setiap hari was-was dengan tidak adanya kepastian perbaikan tanggul, kerena kapan saja kami bisa diterjang banjir besar membuat lahan pertanian kami sebagai sumber ekonomi kami hancur. Jadi kalau hanya penanganan tanggul darurat percuma saja," kata Ruslan selaku datok penghulu Kampung Rantau Pakam, Senin (25/1).
Pernyataan datok Ruslan ini menyusul permintaan Dyah Erti kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas yang ikut mendampinginya akan mencari solusi dengan membangun tanggul temporer (sementara waktu) menggunakan benteng goni karung diisi tanah.
"Kalau bisa secepat mungkin tanggul diperbaiki permanen, karena kedepan air sungai tidak tentu dengan kondisi terus hujan jadi kami tidak ada harapan lagi kalau tanggul ini tidak dibenahi," sebut Ruslan lagi.
Sebelumya datok penghulu Kampung Teluk Kemiri Zulkufli juga meminta beberapa hal kepada pemerintah Aceh, diantaranya pemindahan tanggul dan pembangunan tebing sheet pile untuk pengendali arus. Sebab ada beberapa rumah warga yang dekat dengan sungai hilang tanahnya terkena abrasi.
"Jadi kekhawatiran kita bukan hanya susah makan tapi tidak ada lagi tanah untuk tempat tinggal. Warga harus membeli tanah lagi untuk tempat tinggal," kata Zulkifli.
Dyah Erti memohon agar warga dapat bersabar untuk menunggu pembangunan tanggul permanen, karena secara teknis kalau langsung didirikan tanggul kasusnya akan serupa abrol lagi.
"Yang solusi permanen ini tidak serta merta bisa dilakukan. Mohon bersabar karena tidak seperti membalikan telapak tangan, tapi solusi sementara bisa langsung sudah saya sampaikan kepada Kepala BPBA untuk sementara menutup tanggul," kata Dyah.
Pemerintah Aceh, menurut Dyah Erti telah menyiapkan beberapa program terkait normalisasi sungai. Nanti hasil dari tinjauan ini akan dilaporkan ke Gubernur Aceh sebagai bahan rapat untuk mencari solusi penanggulangan banjir.
Dyah Erti menyatakan, kerusakan tanggul sungai Aceh Tamiang sudah ada laporan dari Dinas Pengairan Aceh melalui foto satelit, sehingga tidak harus ditinjau satu persatu.
"Nanti gambaran titik-titik tanggul yang abrasi bisa dilihat dari peta," pungkas Dyah Erti.
Sementara itu bantuan logistik bahan pokok dari Pemerintah Aceh untuk korban banjir Aceh Tamiang sebanyak dua truk terdiri atas 6.500 Kg beras, 12.000 butir telur, 600 Kg gula pasir dan 1 ton minyak goreng.
Setelah serah terima oleh Bupati Aceh Tamiang, Mursil, bantuan logistik langsung dibagikan secara simbolis kepada warga di 2 kecamatan terparah terdampak banjir, yakni Bendahara dan Seruway.
Secara keseluruhan banjir di Aceh Tamiang sudah berangsur surut. Ribuan pengungsi juga dilaporkan sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. Hanya saja ada beberapa kampung di pesisir Aceh Tamiang, yakni Teluk Halban, Rantau Pakam, dan Teluk Kepayang, masih tergenang, karena air luapan dari sungai tertahan tidak bisa mengalir.
(DHS/RZD)