Arma Delisa Budi Terpilih Sebagai Ketua PWI Binjai

Arma Delisa Budi Terpilih Sebagai Ketua PWI Binjai
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara, Hermansjah, pada Konferensi VI 2021 PWI Binjai di Kota Binjai, Kamis (28/1). (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Binjai - Uji Kompetensi Wartawan (UKW) merupakan dinding (barier) atau sekat terakhir yang membedakan antara wartawan profesional (kompeten) dengan yang bukan.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara, Hermansjah, menyampaikan hal itu pada Konferensi VI/2021 PWI Binjai di Satu ruang pertemuan di Kota Binjai, Kamis (28/01/2021).

Pada Konfrensi VI ini, Arma Delisa Budi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua PWI Binjai masa bakti 2020-2023 dan Wardika sebagai Sekretaris PWI Kota Binjai.

“Lebih jauh dengan UKW dapat membedakan mana wartawan profesional dengan wartawan abal-abal. Meskipun seseorang telah dinyatakan kompeten dan mendapat kartu, tapi kalau terbukti melakukan pelanggaran berat Etik, kartunya dapat dibatalkan Dewan Pers dan yang berangkutan tak dapat lagi menjalankan profesinya sebagai wartawan," kata Penguji PWI Pusat itu.

Secara khusus Hermansjah mengajak wartawan dari berbagai daerah di Sumatera Utara untuk mengikuti UKW ketika memiliki kesempatan, termasuk menghimbau seluruh pengurus PWI kabupaten/kota menyelenggarakan UKW, terutama bagi para anggotanya.

Sebab selain menjamin standarisasi kualitas dan kompetensi wartawan, para insan pers yang telah memiliki sertifikat UKW tentunya akan membantu tugas dan kinerja pemerintah daerah.

"Di PWI Sumut sendiri memang kita wajibkan seluruh anggota ikut UKW. Tapi bukan berarti ini mempersulit seseorang untuk jadi wartawan, melainkan untuk mendukung tugas wartawan agar selalu mematuhi Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Sehingga kita harapkan PWI Binjai dapat menggelar UKW," seru Hermansjah.

Di sisi lain, dia juga mengajak wartawan dan perusahaan media massa agar dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi informasi maupun selera masyarakat dalam mengkomsumsi berita.

"Banyak orang meramalkan media cetak akan tutup pada 2030. Bagi saya, hal ini sangat mungkin terjadi. Apalagi pertumbuhan media siber saat ini semakin pesat. Tapi harus kita ingat, pers akan tetap hidup, meski nanti media cetak mati," ujar Hermansjah yang juga adalah redaktur senior di Harian Analisa Medan.

(HERS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi