Pelayat memasukkan dua peti jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Rahmania Ekananda dan Fatimah Asalim ke dalam liang lahat di Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (23/1/2021). Jenazah Rahmania Ekananda beserta anak ke duanya Fatimah Asalim teridentifik (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Analisadaily.com, Jakarta - Sebanyak 4 korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 belum teridentifikasi. Hal ini disampaikan Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono.
Dilansir dari Antara, Jumat (29/1), Rusdi mengatakan empat korban tersebut, yakni bayi berumur tujuh bulan bernama Arkana Nadhif Wahyudi, perempuan berusia 57 tahun bernama Razanah, balita berumur dua tahun bernama Daniyah, dan perempuan berusia 46 atas nama Panca Widia Nursanti.
"Itu nama-nama korban yang sampai sekarang jasadnya belum teridentifikasi dari 62 korban yang ada," kata Rusdi dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.
Hingga saat ini jumlah korban yang berhasil diidentifikasi 58 orang. Terbaru, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi tiga jenazah, yakni atas nama Afwan RZ yang merupakan pilot pesawat, dan dua orang penumpang kakak beradik bernama Riyanto dan Suyanto.
Rusdi mengatakan seluruh jenazah yang teridentifikasi tersebut telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Pol Asep Hendradiana mengatakan, operasi identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air akan dialihkan kepada tim post mortem, tim ahli DNA, dan tim rekonsiliasi.
"Operasi DVI
'full team' mulai besok akan dialihkan menjadi operasi yang melibatkan tim post mortem, tim DNA 'expert', dan tim rekonsiliasi saja. Kegiatan ini akan tetap dilaksanakan sampai dapat dilakukan analisa maksimal terhadap data yang diperoleh," ujar Asep.
Asep mengatakan hingga saat ini Tim DVI melakukan pemeriksaan terhadap 774 sampel DNA, terdiri dari 174 sampel antemortem dan 570 sampel dari post mortem.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang, terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
(RZD)