Petani memperlihatkan cabai hasil panen dari lahan pertanian mandiri di Aceh Besar, Aceh, Senin (18/1/2021). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww)
Analisadaily.com, Medan - Harga komoditas cabai mengalami penurunan yang cukup tajam pada Sabtu-Minggu akhir pekan kemarin. Cabai merah sebelumnya berada dikisaran 12.000 an per kilogram di tingkat petani. Di tingkat pedagang pengecer, nantinya bisa dijual dikisaran 20 ribuan saja.
"Namun harga di tingkat pedagang pengecer pada hari ini Senin (1/2) justru melonjak ke 40 hingga 43 ribuan per Kg untuk cabai merah, atau naik sekitar 40 persenan," kata Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin dalam siaran persnya sebagaimana diterima Analisadaily.com.
Dia lanjut mengatakan, dan untuk cabai rawit harganya meroket menjadi 60 hingga 65 ribuan per Kg. Menurut dia, jauh berbeda dengan kinerja harga cabai di akhir pekan kemarin.
"Kenaikan harga yang sangat mahal tersebut saya perkriakan hanya akan berlangsung sesaat," tuturnya.
Kata dia, lompatan harga cabai ini lebih banyak karena kendala distribusi atau penundaan panen yang dilakukan petani di hari minggu kemarin. Dari pantauannya, pedagang besar di Pasar Induk tidak mendapatkan limpahan pasokan cabai yang banyak dari wilayah kabupaten Karo.
"Terkait dengan libur hari minggu kemarin. Jadi tidak perlu panik, karena saya yakin harga akan kembali pulih segera. Nanti akan kita update lagi bagaimana perkembangan harga tersebut," tuturnya.
Komoditas Lain
Masih kata Gunawan, komoditas lainnya seperti bawang merah sejauh ini masih cukup stabil. Masih dikisaran 24 ribuan per kg, termasuk juga harga bawang putih yang stabil di kisaran angka yang sama.
"Daging ayam juga demikian masih stabil dikisaran angka 33 ribuan per Kg. Meskipun belum berpotensi untuk turun ke bawah lagi," ujarnya.
Tren kenaikan harga pakan ternak masih terjadi, dan tentunya kenaikan harga tersebut belum menjadi katalis positif bagi kemungkinan penurunan harga daging ayam kedepan. Untuk kinerja harga kebutuhan pokok lainnya seperti sayur-sayuran mungkin akan terus berfluktuasi. Kecenderungannya memang masih mahal.
"Namun, saya tekankan agar kita mewaspadai kemungkinan penurunan harga dikarenakan pelemahan daya beli. Sejauh ini masih terlihat penurunan konsumsi atau belanja masyarakat yang tetap lebih rendah dibandingkan sebelum masa pre-Covid-19," tambah Gunawan.
(CSP)