Kecelakaan helikopter yang ditumpangi Kobe Bryant (WBFO)
Analisadaily.com, Amerika Serikat - Pilot dalam kecelakaan helikopter yang menewaskan Kobe Bryant setahun silam melanggar standar federal dan mengalami disoreintasi ketika terbang dalam cuaca berawan.
Hal tersebut berdasarkan hasil penyelidikan Komisi Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB), dilansir dari Antara, mengutip Reutres, Rabu (10/2).
Ketua NTSB Robert Sumwalt, kala membuka rapat dewan, Selasa (9/2) waktu setempat, yang membahas kecelakaan helikopter di Calabasas, California, pada 26 Januari 2020 tersebut, menyatakan hal itu.
Kecelakaan itu menewaskan seluruh penumpang di antaranya Kobe dan putrinya Gianna serta 7 nyawa lainnya, termasuk si pilot, Ara Zobayan.
"Ia terbang di bawah aturan jarak pandang terbang (VFR), yang secara legal melarangnya untuk menembus awan," kata Sumwalt.
"Namun, dia melanjutkan penerbangan VFR ini menembus awan, memasuki instrumen kondisi meteorologis," ujarnya menambahkan.
NTSB menjadwalkan rapat virtual untuk mengeluarkan laporan final atas kecelakaan helikopter tersebut.
"Kami akan mencari tahu apakah pilot berada dalam tekanan untuk melanjutkan penerbangan, dan jika iya, siapa yang menekannya," kata Sumwalt.
"Apa ekspektasi bagi pilot di bawah kebijakan perusahaan? Apakah ia memaksa dirinya sendiri? Tindakan apa yang seharusnya bisa dilakukan untuk menghindari terbang menembus awan?"
"Kami akan membahas fenomena disorientasi spasial, sensasi kuat dan menyesatkan yang bisa membingungkan pilot melakukan penerbangan visual di tengah kehilangan referensi jarak pandang dan jenis pelatihan semacam apa yang efektif mengatasi kondisi tersebut," ujarnya.
(RZD)