Perusahaan Umum Daerah Tirta Uli Pematangsiantar melakukan sosialisasi penetapan beban tetap ke masyarakat di Kecamatan Siantar Timur, Rabu (10/2). (Analisadaily/Fransius Hartopedi Simanjuntak)
Analisadaily.com, Pematangsiantar - Direktur Umum Perusahaan Umum Daerah Tirta Uli Pematangsiantar, Berliana Napitupulu mengatakan, menetapkan beban tetap hanya untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dan meningkatkan kualias layanan ke pelanggan.
"Selama 8 tahun terkahir, Perumda Tirta Uli kesulitan keuangan lantaran minimnya penggunaan air, yang bila dirata-ratakan hanya 10 meter kubik/bulan/pelanggan," kata Berliana saat sosialisasi penetapan beban tetap ke masyarakat di Aula Kantor Camat Siantar Timur, Rabu (10/2).
"Tentu ini mengurangi pendapatan. Beban tetap mulai dilaksanakan Maret 2021," sambungya.
Kata dia, kalangan RT-3 ke atas ini malah banyak tidak menggunakan air. Setiap tahun, mulai 2013 laba PDAM turun.
"Makanya, dengan beban tetap, mudah-mudahan kami bisa bertahan. Beban tetap kami gunakan untuk berbagai biaya," ujarnya.
Berliana lanjutmenjelaskan, sumber air Perumda Tirta Uli, beberapa titik terletak di Kabupaten Simalungun. Oleh sebab itu, selain menguras kocek untuk perawatan, operasional, pihaknya wajib membayar Pajak Air Bawah Tanah (ABT) ke Pemkab Simalungun.
Dampak positif ditetapkannya beban tetap nantinya diharapkan dapat mendorong pelanggan pemilik rumah di level RT-3 (mewah) memanfaatkan air semaksimal mungkin, yang saat ini pemakaian air masih rendah.
"Sekitar 28.000 pelanggan pakai air di bawah 10 meter kubik/bulan. Atau hanya 5 sampai 9 drum setiap manusia yang memakai air untuk kebutuhan pokoknya. Makanya kita dorong untuk menggunakan air di atas 10 meter kubik/bulan," ujar Berliana.
"Banyak masyarakat PDAM menggunakan sumur bor yang belum diketahui kualitasnya. Di sisi lain, kita sendiri rutin menguji mikrobiologi ke Laboratorium Sucofindo. Air kita sudah mampu mematikan kuman," tambah Berliana.
(FHS/CSP)
