Mereka adalah SS (54) sehari-hari bekerja sebagai pengusaha bengkel las di Jalan Pahlawan Sidikalang, JS (46) penduduk Juma Sianak Desa Huta Rakyat, Kecamatan Sidikalang, dan RS (29) beralamat di Kaban Dollong, sekampung dengan korban. Ketika diperlihatkan di depan media, tersangka mengenakan baju oranye berikut tangan diborgol.

Kapolres Dairi, AKBP Ferio Sano Ginting, didampingi Dandim 0206 Letkol Adietya Nurtono, Kasat Reskrim, AKP Rasly Turnip, Kasubbag Humas, Iptu Doni Saleh, Senin (15/2) mengatakan, peristiwa kekerasan itu terjadi 11 Januari 2021 dan dilapor ke Polsek Bunturaja. Selanjutnya, pengusutan diambil alih Satreskrim.

Kronologisnya, SS dan JS menjemput korban dari rumahnya naik mobil Toyota Rush. Kendaraan itu atas nama RS. Seterusnya, lansia tersebut dibawa ke warung Hendro Sihombing. Di sana korban dibentak RS. Keduanya diperintah memukul korban. Masih versi Ferio, JS diduga memukul bibir Ompung Sihite sebanyak 4 kali hingga berdarah.

Polisi mengamankan barang bukti celana pendek dan baju korban, Toyota Rush, kunci, STNK dan parang yang ditemukan di mobil. Tentang motif, Ferio mengatakan, tersangka tidak terbuka. Tak mau menyebut.

“Polres dibantu Dandim berkomitmen memberantas premanisme,” tandas Ferio.

Sementara itu, SS membantah penganiayaan. Dia mengaku hanya menyetir mobil dan tidak kenal korban. Malam itu, hujan deras mengguyur. Saat dia dan JS melaju, korban minta tumpangan. Keduanya sepakat mempersilahkan.

Selanjutnya JS dan korban turun di warung Hebron Sihombing notabene abang kandung RS sedang dia mengatur posisi parkir. Ketika masuk ke warung, korban tak ditengoknya di sana.

Menurutnya, dia tak diberitahu bahwa tujuan perjalanan dari Sidikalang untuk kekerasan.

(SSR/RZD)