Pengembangan Ternak Babi dengan Biosecurity

Pengembangan Ternak Babi dengan Biosecurity
Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Utara, Sey Pasaribu bersama Kepala Seksi Kesehatan Hewan bidang Peternakan, Tonny Silaen, saat memberikan keterangan di UPT Peternakan Siborongborong dengan metode penanganan Biosecurity. (Analisadaily/Emvawari Chandra Sirait)

Analisadaily.com, Tarutung - Dinas Pertanian akan melakukan uji coba pengembangan ternak babi di Unit Pelaksana Teknis Peternakan Siborongborong dengan metode penanganan biosecurity (menjaga kandang dari penyebaran penyakit).

Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Utara, Sey Pasaribu menyampaikan, uji coba ini dilakukan untuk mengembangkan populasi ternak babi yang kini semakin langka akibat diserang virus wabah african swine fever (ASF) yang tak kunjung reda hingga saat ini.

"Kita akan lakukan uji coba pengembangan ternak dengan penanganan biosecurity," kata Sey, Jumat, (19/2).

Sey mengungkapkan, sejak munculnya wabah virus ASF menyerang ternak babi di pada September 2019 lalu hingga kini populasi ternak babi di Tapanuli Utara terus mengalami penurunan drastis.

"Dari sekitar 66.000 ribuan ekor populasi ternak kita di sini sebelumnya, akibat wabah sekarang kini tinggal sekitae 2.900 an ekor," katanya.

Kata dia, uji coba pengembangan ternak ini sudah saatnya untuk dilakukan. Pasalnya kalau kondisi populasi ternak yang semakin langka ini terus dibiarkan akan semakin berdampak terhadap ketersediaan daging babi yang tentunya juga akan berdampak pada harga yang semakin tinggi dan perekonomian masyarakat.

Dengan adanya uji coba pengembangan, diharapkan bisa memotivasi dan menambahkan kreativitas masyarakat untuk melakukan pengembangan ternak babi dengan pola biosecurity.

"Kita harapkan nantinya bisa menjadi motivasi dan Pemkab juga akan lebih mudah memberikan bantuan pengembangan ternak, apakah nanti kita bantu dengan pengadaan indukan atau dengan cara lain," tambah Sey.

(CAN/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi