Biden: G7 Harus Kerjasama Hadapi China dan Rusia

Biden: G7 Harus Kerjasama Hadapi China dan Rusia
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyampaikan sambutan kepada personel Departemen Pertahanan selama kunjungan ke Pentagon di Arlington, Virginia, AS, 10 Februari 2021. (Reuters/Carlos Barria/File Photo)

Analisadaily.com, Washington - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden akan berupaya menggalang demokrasi global dan sekutu Eropa untuk bekerja sama mengatasi berbagai kekhawatiran tentang China, tetapi tidak mencari 'Perang Dingin baru'.

Ia akan menggunakan "kunjungan virtual" ke Eropa untuk mencoba membangun kembali Amerika Serikat sebagai pemain tim multilateral setelah empat tahun kebijakan "America First" memecah belah yang dilakukan oleh Donald Trump.

Biden akan bertemu hari ini, Jumat (19/2) pukul 09.00 waktu setempat (1400 GMT) dengan para pemimpin G7 dari Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada dan Jepang melalui konferensi video.

Tetapi ia juga berencana untuk bergabung dalam pertemuan tatap muka yang diselenggarakan Inggris musim panas ini.

Dia akan berpidato di sesi online Konferensi Keamanan Munich, yang sering menarik para pemimpin global teratas dan di mana beberapa tahun yang lalu sebagai warga negara dia meyakinkan peserta yang bingung dengan kepresidenan Trump: "Kami akan kembali."

Pejabar Senior Pemerintah mengatakan, Biden akan menggarisbawahi, bahwa demokrasi, bukan otokrasi, menawarkan jalan terbaik ke depan bagi dunia, setelah pengepungan Capitol AS pada 6 Januari oleh para perusuh pro-Trump memperjelas bahwa demokrasi itu rapuh.

"Dia akan membuat kasus yang kuat dan percaya diri bahwa demokrasi adalah model terbaik untuk menghadapi tantangan zaman kita. Demokrasi tidak terjadi secara kebetulan. Kami harus berjuang untuk itu," kata pejabat itu dilansir dari Reuters.

Biden akan menyampaikan pandangannya, ekonomi pasar utama dan demokrasi harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pesaing kekuatan besar seperti Rusia dan China, serta tantangan transnasional mulai dari proliferasi nuklir hingga perubahan iklim dan keamanan siber, kata pejabat itu.

Presiden AS akan berbicara secara khusus tentang "memfitnah" dan tindakan bersama yang dia yakini telah diambil Rusia untuk mengguncang dan merusak demokrasi di Amerika Serikat dan Eropa dan di tempat lain, dan akan meminta sekutu untuk berdiri teguh dengan Washington.

Kremlin berulang kali membantah tindakan tersebut.

Berkenaan dengan China, ekonomi terbesar kedua di dunia, Biden akan mendesak negara-negara demokrasi untuk bekerja sama untuk melawan praktik dan kebijakan pemerintah China.

"Dia menggambarkan sebagai "pelecehan ekonomi dan bertentangan dengan nilai-nilai kita," ujarnya.

Gedung Putih Biden sedang meninjau kebijakan China di berbagai bidang, termasuk kebijakan pembangunan dan perdagangan militer, tindakannya di Hong Kong, perlakuan terhadap minoritas Uighur di Xinjiang dan penanganannya terhadap wabah virus korona.

"Dia akan menjelaskan dalam pidatonya bahwa dia tidak mencari konfrontasi, dia tidak mencari Perang Dingin baru, tetapi dia mengharapkan persaingan yang ketat dan dia menyambutnya," kata pejabat itu.

Mengenai tantangan yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran, Biden akan mengatakan Amerika Serikat berharap untuk terlibat kembali dalam diplomasi di tengah upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang ditinggalkan Trump, kata pejabat itu.

Di bidang ekonomi, Biden akan mendesak para pemimpin G7 lainnya untuk terus berinvestasi besar-besaran di ekonomi mereka untuk mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kata pejabat itu.

"Ketakutannya bukanlah karena kami melakukan terlalu banyak, tetapi kami berbuat terlalu sedikit. Ini adalah era untuk aksi dan investasi dan bukan untuk penghematan dan itu akan menjadi bagian penting dari pesan tersebut," ujarnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi