Peresmian Kampung Ulos Dairi (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Dairi - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong para pengrajin ulos di Kampung Ulos, Desa Silalahi, Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara (Sumut) terus berinovasi meningkatkan produksi.
Sandiaga usai meresmikan Kampung Ulos Silahisabungan, menjelaskan, keahlian para penenun di kampung tersebut merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Mereka diberkati agar mampu secara mandiri dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Saya senang sekali dapat melihat langsung dan ini kebanggaan kita semua, bahwa Tuhan YME telah memberikan berkah kepada masyarakat berupa keahlian untuk membuat ulos. Ini adalah keahlian yang harus kita kemas untuk dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya, Sabtu (20/2).
Sandiaga mencanangkan program one village one creative product atau satu desa satu produk kreatif untuk menjadikan ulos sebagai produk kreatif yang dapat membuka lapangan kerja. Produk kreatif juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung ke Danau Toba khususnya Kabupaten Dairi.
"Kita harus mencari Inovasi dan kreativitas apa yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi, paling tidak 50 persen sehingga pendapatan meningkat. Serta mendorong program one village one creative produk," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, menjelaskan, kampung ulos ini terdiri dari lima desa yang memiliki 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap harinya menenun kain.
"Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun," ujarnya.
Untuk itu pemerintah Kabupaten Dairi mengambil inisiatif melakukan diversifikasi produk, dari yang awalnya para penenun membuat ulos hanya dikonsumsi saat upacara adat, akhirnya mereka juga membuat ulos yang dapat digunakan dalam semua kesempatan.
"Langkahnya dengan cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih stylish agar dapat diproduksi menjadi produk yang lebih fashionable," katanya.
Para penenun di Kampung Silahisabungan mewarnai benang menggunakan pewarna alami, yang berasal dari tanaman-tanaman endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke dalamnya berulang-ulang hingga merata dan maksimal.
"Kami ingin masuk kepada pasar negara-negara yang sangat peduli kepada pelestarian lingkungan. Kami juga ingin memastikan Danau Toba tetap tinggi airnya dan tanaman tetap terjaga, karena selama ini pengrajin memanfaatkan pewarna alam dari tanaman yang berada di sekitar Danau Toba," katanya.
(TRY/RZD)