Antony Blinken: Kami Mendukung Rakyat Burma

Antony Blinken: Kami Mendukung Rakyat Burma
Para pengunjuk rasa memegang spanduk saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer, di depan kedutaan besar China di Yangon pada 21 Februari 2021. (AFP/Sai Aung Main)

Analisadaily.com, Washington - Amerika Serikat akan terus melakukan "tindakan tegas" terhadap pemerintah Myanmar yang memakai kekerasan menindak penentang kudeta militer. Pernyataan itu disampaikan setelah dua pengunjuk rasa ditembak mati selama akhir pekan.

Pasukan keamanan Myanmar tidak dapat menghentikan lebih dari dua minggu protes harian dan gerakan pembangkangan sipil yang menuntut pembatalan kudeta 1 Februari dan pembebasan pemimpin terpilih yang ditahan dan peraih Nobel, Aung San Suu Kyi.

"Amerika Serikat akan terus mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melakukan kekerasan terhadap rakyat Burma karena mereka menuntut pemulihan pemerintah yang dipilih secara demokratis," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah posting di Twitter.

"Kami mendukung rakyat Burma," tambah Blinken dilansir dari Reuters, Senin (22/2).

Kepastiannya datang 10 hari setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada penjabat presiden Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, dan beberapa perwira militer.

Presiden Joe Biden menyetujui sanksi bagi mereka yang bertanggung jawab atas penggulingan pemerintah yang dipimpin sipil negara Asia Tenggara itu, termasuk menteri pertahanan dan tiga perusahaan di sektor batu giok dan permata.

Departemen keuangan juga memperbarui sanksi terhadap dua pejabat tinggi militer Myanmar, menuduh mereka memainkan peran utama dalam kudeta tersebut.

"Jika ada lebih banyak kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, militer Burma akan menemukan, bahwa sanksi hari ini hanyalah yang pertama," Menteri Keuangan, Janet Yellen memperingatkan pada saat sanksi 11 Februari.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi