Sekretaris Jenderal Relawan Indonesia Kerja (RIK) Ihutan Pane (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sekretaris Jenderal Relawan Indonesia Kerja (RIK) Ihutan Pane mengajak Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi menjadikan Sumut sebagai sentra produksi bawang merah.
Menurut Pane dari kunjungan relawan Jokowi ke kawasan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan, pekan lalu, kawasan tersebut berpeluang besar jadi kawasan produksi bawang merah variestas batu hijau atau batu ijo.
"Hasil panen kering bawang merah mencapai 20 ton/ hektare. Itu sangat bagus di kawasan lahan bukaan baru," kata Pane, Kamis (25/2).
Selain di dataran tinggi kawasan Danau Toba yang selama ini memang dikenal sebagai penghasil bawang merah, rupanya, ujar Pane menyambung, dataran rendah di Deli Serdang dan Asahan juga tak kalah bagus menghasilkan bawang merah.
"Ini menjadi keunggulan yang tak dimiliki provinsi lain. Saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo datang ke Medan Desember tahun lalu, kami berbincang mengenai pertanian khususnya bawang merah. Ganjar mengakui Sumut bisa menjadi lumbung bawang mengimbangi Kabupaten Brebes, Jawa Tengah," ujar Pane.
"Namun, semua itu tergantung kerja keras Gubernur Sumut dan jajaran Dinas Ketahanan Pangan," sambungnya.
Menjawab ajakan relawan Jokowi itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut, Dahler Lubis mengatakan, dinas yang dia pimpin berhasil melalui masa sulit Covid-19 menggerakkan petani bawang dari program refocusing.
"Dampak pandemi Covid-19 secara langsung berpengaruh terhadap perputaran perekonomian masyarakat dan berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Guna mengantisipasi dampak perekonomian yang disebabkan oleh wabah Covid 19 tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mengembangkan program peningkatan stimulus ekonomi ditengah wabah Covid-19 dengan penyaluran bantuan sarana produksi seperti benih jagung, bawang merah, pupuk dan lain- lain," katanya.
Dahler menuturkan, khusus komoditi bawang merah, Pemerintah Provinsi Sumut mengalokasikan bantuan sebanyak 192 hektare ke Kabupaten Asahan sebanyak 5 Ha, Langkat 5 Ha, Tapanuli Selatan 10 Ha, Deli Serdang 15 Ha, Mandailing Natal 31 Ha, Padang Lawas Utara 3 Ha, Padang Lawas 3 Ha, samosir 5 Ha, Simalungun 5 Ha, Karo 15 Ha, Dairi 15 Ha, Humbang Hasundutan 20 Ha, Tapanuli Utara 10 Ha, Toba Samosir 10 Ha, Pakpak Bharat 5 Ha, Labuhan Batu Selatan 3 Ha, Kota Binjai 4 Ha, Tanjung Balai 2 Ha, Padang Sidempuan 21 Ha dan Tebing Tinggi 5 Ha.
"Bantuan benih bawang merah sebanyak 1 ton per Ha, alat perangkap hama 40 paket per Ha pupuk NPK 150 kilogram per hektare, pupuk organik 3 ton per Ha dan pupuk hayati cair 10 liter per Ha." Bantuan tersebut telah tersalur 100 persen ke kelompok tani di semua kabupaten/kota penerima bantuan," ujar Dahler.
Saat ini, sambung Dahler, dari seluas 192 Ha bantuan benih bawang yang disalurkan, telah panen sebanyak 80 persen atau sekitar 153,6 Ha, dengan produktivitas 8 hingga 16 ton per Ha.
"Produktivitas tertinggi terdapat di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 16 ton per Ha sedangkan di kabupaten Mandailing Natal dan Toba Samosir sebanyak 12 ton per Ha," ujarnya.
Dari hasil tersebut didapat produksi kurang lebih 1.536 ton dengan rata-rata produktivitas 10 ton per Ha Kabupaten/Kota yang telah melakukan panen terhadap pertanaman bawang merah dari bantuan Covid-19 tersebut adalah Kabupate Asahan sebanyak 4 Ha, Langkat 4 Ha, Tapanuli Selatan 8 Ha, Deli Serdang 13 Ha, Mandailing Natal 24 Ha, Padang Lawas Utara 2 Ha, Padang Lawas 2 Ha, Samosir 3 Ha, Simalungun 3 Ha, Karo 13 Ha, Dairi 13 Ha, Humbang Hasundutan 16 Ha, Tapanuli Utara 8 Ha, Toba Samosir 8 Ha, Pakpak Bharat 3 Ha, Labuhan Batu Selatan 2 Ha, Kota Binjai 3 Ha, Padang Sidempuan 17 Ha dan Tebing Tinggi 3 Ha.
"Saat ini harga bawang merah di tingkat petani sebesar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram. Perputaran perekonomian yang dihasilkan dari produksi bawang merah melalui bantuan dana stimulus Covid - 19 sebesar Rp. 33,792 miliar, dan masih ada akan panen seluas 38,4 hektar, dengan asumsi perputaran ekonomi sebanyak Rp. 8,448 miliar. Total uang yang dihasilkan dari panen bawang merah dari program dana refocusing Covid - 19 sekitar Rp 44, 240 miliar," jelas Dahler.
Disamping dukungan bantuan petani bawang merah terdampak Covid-19, Pemerintah Provinsi Sumut mendukung food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan. Menurut Dahler, Food estate itu akan menjadi terobosan dalam membangun kawasan hortikultura berdaya saing terpadu berskala luas yang mengintegrasikan berbagai aspek budidaya, pascapanen, sistem perbenihan, pengolahan dan pemasaran, pengendalian hama penyakit, mekanisasi dan modernisasi, sosial budaya, konservasi lingkungan hingga pariwisata.
"Provinsi Sumut sangat mendukung food estate Humbang Hasundutan," ucap Dahler.
Sebelumnya diberitakan, RIK secara khusus menyoroti sektor agraris/pertanian. Mereka menilai Sumut gagal. Sebagai contoh dana refocusing pertanian yang gagal diperjuangkan untuk tahun 2021. Sumut negatif atau dengan kata lain seluruh usulan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut dicoret oleh Kementerian Pertanian.
"Padahal provinsi lain bisa dapat meski anggaran Kementerian Pertanian dipotong Rp 6,33 triliun," kata Ihutan Pane.
(JW/RZD)