Ilustrasi. Pelajar SMK jurusan teknologi informatika paling banyak diterima kerja di Kabupaten Aceh Tamiang (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Kuala Simpang - Meski data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat tahun 2020 menunjukkan angka pengangguran di Indonesia bertambah menjadi 60 ribu orang atau sebesar 8,49 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), namun framing tentang lulusan SMK sebagai penyumbang pengangguran nomor satu terbantahkan di Kabupaten Aceh Tamiang (Atam).
Berdasarkan data BPS Aceh Tamiang tahun 2020 diketahui jumlah pengangguran tertinggi ada pada lulusan SMA yakni sebesar 25,41 persen dan tamatan Universitas sebesar 17,31 persen.
Sebaliknya, kompetensi lulusan SMK memiliki jumlah peluang menganggur lebih sedikit dibandingkan dengan lulusan SMA. Sebab lulusan SMK memiliki keahlian yang siap masuk lapangan pekerjaan.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi I DPRK Aceh Tamiang, Jayanti Sari, di Karang Baru, Sabtu (27/2).
Jayanti menyatakan lulusan SMK di Aceh Tamiang lebih berpotensi sebagai penyumbang pembuka lowongan kerja baru.
"Sebab lulusan SMK sudah dibekali ilmu siap terjun langsung ke lapangan karna dalam kurikulum mereka itu ada Program Pengalaman Lapangan (PPL)," ujar politisi PKS ini.
Ia memandang kompetensi lulusan SMK sebagai sumber daya manusia (SDM) siap kerja sangat dibutuhkan. Pendidikan kejurusan merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menitik beratkan pada menguasai keterampilan untuk bekerja secara konseptual, sebagai tempat kursus yang membantu siswa mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.
Sebagaimana diketahui, kualitas tenaga pengajar di SMK saat ini juga sangat terlatih atau mumpuni di bidangnya sehingga melahirkan lulusan-lulusan yang siap di dunia kerja.
"Pendidikan kejuruan mengacu pada pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan untuk industri tertentu, sehingga wajar kalau peluang untuk menganggur lebih kecil," sebutnya.
Selain itu, sambungnya, pada saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang terdapat 330 satuan pendidikan (sekolah) di bawah naungan Dinas Pendidikan, yakni SD 194, SMP 84, SMA 42 dan SMK 10.
Dengan jumlah SMK hanya 10 dirasa sangat terbatas jika dibandingkan dengan minat dan kebutuhan masyarakat atas sekolah tersebut.
"Padahal SMK merupakan bentuk pendidikan kejuruan yang mempersiapkan lulusannya agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja, dalam dunia usaha maupun dunia industri," pungkasnya.
Guru SMK Negeri 2 Karang Baru, Isniar Andayani, juga menepis kalau lulusan SMK menambah angka pengangguran di skala kabupaten. Ia menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
"SKKNI itu merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan," jelasnya.
Isniar Andayani menambahkan, kompetensi lulusan SMK di Aceh Tamiang sudah cukup baik dengan beberapa lulusannya diminta untuk bekerja di tempat magang di instansi pemerintahan kabupaten.
"Lulusan jurusan teknik informatika paling banyak peminatnya. Selain itu pihak swasta banyak yang langsung menerima lulusan SMKN 2 Karang Baru dari jurusan teknologi informatika untuk bekerja disektor TI," beber Isniar Andayani dengan nada bangga.
(DHS/EAL)