Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Optimistis kebangkitan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif kini semakin menguat seiring program vaksinasi Covid-19 dan berbagai kebijakan pemerintah terkait sektor pariwisata.
Namun untuk membangun optimisme dunia pariwisata di tahun kedua Covid-19 membutuhkan kerja sama dari segenap pemangku kepentingan terkait.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menggenjot kunjungan pariwisata domestik, antara lain melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja).
Sandi menyebut ada 55 juta Warga Negara Indonesia (WNI) kelas menengah yang sangat potensial digarap untuk bisa berwisata di dalam negeri.
"Dulu kita fokus mengejar Thailand, Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasioal. Itu saya singkat wising, saat sekarang wising itu kita masih berharap terus, tapi karena Covid-19 kita harus kalibrasi. Tetapi ada wisatawan nusantara yang saya singkat wisdom, ini adalah kearifan, kebijaksanaan kita, kita punya lebih dari 55 juta warga kelas menangah yang sangat mampu dan ingin berwisata," kata Sandiaga Uno dalam diskusi Forwada bertajuk 'Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara', Kamis, (4/3).
Dalam even webinar yang disponsori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut, Sandiaga mengatakan, untuk mendorong kunjungan wisatawan asing maupun domestik, saat ini tidak terlepas dari pademi Covid-19 yang telah memasuki tahun kedua.
Menurut Sandiaga, pihaknya ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata, namun sebelumnya harus bisa memastikan bahwa angka penularan Covid-19 dalam situasi yang terkendali.
"Saat ini PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan Covid-19 secara signifikan, dari 15 ribu per hari sampai diangka 5 ribu per hari. Ini menjadi suatu angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro," ujarnya.
Melihat perkembangan Covid-19 di tahun kedua ini, Sandi menyebut untuk menggenjot kunjungan pariwisata asing maupun domestik dibutuhkan sebuah kolaborasi kolosal.
Menurutnya kolaborasi itu harus dijalin dengan berbagai instansi terkait instansi seperti Kementrian Luar Negeri, Kementrian Hukum & HAM, Satgas Covid-19, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Perhubungan serta juga elemen masyarakat dan dunia usaha.
Soal kapan indrustri pariwisata bisa kembali bangkit, Sandi mengaku optimis hal itu akan terjadi di kwartal ke dua dan ketiga di tahun ini.
"Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis, saya ingin memberi harapan, saya ingin menyampaikan jika kita terus berdisiplin dan angka Covid-19 ini bisa terus ditekan, saya melihat kwartal ke dua dan ke tiga ini kita mulai meningkat dari segi event ekonomi kreatif dan pemulihan dari pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita," paparnya.
Sementara Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya menambahkan, di tahun 2021 pihaknya bersiap menyambut kepulihan sektor pariwisata tanah air dengan bertumpu utamanya kepada wisatawan domestik sambil bersiap akan kedatangan para wisatawan mancanegara.
Menurutnya dari segi strategi pemasaran Kemenparekraf saat ini yang terpenting adalah membangun kepercayaan pelaku usaha dan juga membangun kepercayaan pasar, bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. Hal ini karena ada perubahan tren di sektor pariwisata, dimana sekarang bukan destinasinya pemikat wistawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protokol kesehatan di lokasi wisata.
"Saat ini orang lebih banyak mencari yang lokasi wisata yang less crowded, yang berorientasi alam terbuka, kesehatan wellness dan adventure, dari segi penerbangan orang lebih suka yang direct fligh, atau kalau yang domestik safe traveling, pergi bareng keluarga," katanya.
Ditegaskannya, pemasaran pariwisata saat ini sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19. Karena itu, saat ini semua sektor pariwista harus bisa beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi. Kemenparekraf terus berupaya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam membangun presepsi bahwa Indonesia telah siap dengan new normal.
Direktur Layanan TI, Bakti Kominfo untuk Pemerintah dan Masyarakat, Danny Januar, menyoroti soal masih belum tergarap dengan baik data potensi pariwisata di Indonesia. Saat ini pihaknya tengah melakukan inisiatif awal terhadap kondisi tersebut.
"Konsep besarnya jaringan pariwista ini adalah sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh inventory komoditi potensi pariwisata diselurh Indonesia. Untuk langkah awal ini kami ujicobakan di 5 destinasi wisata super prioritas," paparnya.
Danny menyebutkan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menjadi awal mula proses digitalisasi di sektor pariwisata mengingat pekembangan telekomunikasi yang semakin membaik.
Menurutnya saat ini masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan sinyal 4 G dan diharapkan dapat diselesaikan pemerintah dan penyelenggara komunikasi di tahun 2022 ini.
"Bakti Kominfo ditugasi untuk menyelekasikan jaringan 4G di 7904 desa," imbuhnya.
Kemeninfo juga telah menyiapkan peluncuran satelit komunikasi milik pemerintah dengan nama satelit Republik Indonesia yang peruntukannya seluruhnya untuk pelayanan public pemerintah. Nantinya seluruh area publij akan dilayanai oleh sateli yang akan mengorbit di kwartal 4 tahun 2023.
"Artinya proses digitalisasi di sector pariwisata pun nantinya akan bisa dilakukan dengan lebih mudah," ujarnya.
Danny menambahkan, saat ini dukungan yang diberikan Bakti Kominfo di sektor pariwisata atara lain pemberian pelatihan bahasa Inggirs, Pelatihan Virtual Tour, dan Pelatihan UMKM Digital.
"Pelatihan bahasa Inggris telah diberikan kepada 3244 dari 47 kabupaten. Untuk pelatihan Virtual Tour ini bisa jadi ajang promosi destinasi wisata, sedang pelatihan UMKM Digital kita bekerjasama dengan asosiasi ecommerce Indonesia," sebutnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Bonai Subiatko mengatakan, untuk mendukung bangkitnya pariwisata tanah air, pihaknya telah menginisasi program yang dinamakan Pembiayaan Homestay.
Program Pembiayaan Homestay ini diperuntukan bagi masyarakat di desa wisata. Dalam proram ini SMF bermitra dengan stakeholder antaralain dengan kementrian pariwisata lewat deputi bidang indutris dan investasi.
Pihkanya sudah melakukan penandatangan MOU dan PKS dengan Kemenparekraf untuk kerjasma dalam pembiayaan homestay, dimana dalam penyalurannya SMF bekerjasama dengan BUMDES.
"Untuk program ini tentunya ditujukan untuk desa wisata yang sudah memiliki Homestay dan telah beroperasi dengan baik dan punya rencana penembangan," sambungnya.
Sementara Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Sunaryanta, menuturkan pihaknya saat ini tengah mengembangkan sport tourism untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik. Menurutnya, pengembangan sport tourism di Gunung Kidul tidak terlepas dari banyaknya objek wisata di wilayahnya. Penggarapan sport tourism ini dilakuan dengan melibatkan komunitas dan Pokdarwis dan pihak swasta.
Beberapa event sport tourism yang sudah dan akan terus dikebangkan antara lain, Beach Volley, Marathon Internasional, Paralayang internasional, MX GP Series, Tour the Gunung Kidul dan Yoga Vestifa.
"Kita berharap ada efek berantai dari dilaksanakannya sport tourism berskala internasional, dan ini pasti akan melibatkan berbagai stakeholder lainnya seperti hotel dan homestay, yang sejak sekarang ini kita telah mulai siapkan. Semoga setelah pandemic ini segera terwujud," ucapnya.
Pelaku usaha pariwisata, Irvan Muthalib, mengaku sangat optimis pariwisata Indonesia akan bangkit kembali, terutama setalah adanya program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
Founder & CEO Halttravel ini juga mengajak seluruh insan pariwisata untuk tetap optimis seraya berharap bantuan dari media massa untuk terus menggaungkan bahwa Indonesia punya objek wisata yang tidak kalah dari luar negeri.
(TRY/EAL)