Paus Fransiskus mengadakan misa di Katedral Khaldea Saint Joseph, di Baghdad, Irak, 6 Maret 2021. (AP/Andrew Medichini)
Analisadaily.com, Irak - Paus Fransiskus, dalam tur bersejarahnya di Irak, mengunjungi komunitas Kristen yang mengalami kesulitan pasca serangan kelompok ISIS, yang dikalahkan tiga tahun lalu.
Paus, yang melakukan perjalanan di bawah pengamanan ketat, akan memimpin doa "untuk para korban perang" di Mosul, persimpangan jalan kuno yang pusatnya hancur menjadi puing-puing oleh pertempuran sengit untuk menggulingkan ISIS.
"Kami umat beriman tidak bisa diam ketika terorisme melanggar agama," kata Paus Fransiskus dalam kebaktian antaragama pada hari Sabtu kemarin dilansir dari Channel News Asia, Minggu (7/3).
Perjalanan Paus Fransiskus ke Irak sebagai "peziarah perdamaian" bertujuan untuk meyakinkan komunitas Kristen kuno, tetapi semakin berkurang, dan untuk memperluas dialognya dengan agama-agama lain.
Pemimpin 1.3 miliar umat Katolik dunia pada hari Sabtu bertemu dengan ulama Muslim Syiah Irak, Ayatollah Ali Sistani yang tertutup, yang setuju bahwa umat Kristen Irak harus dapat hidup dalam "damai".
"Kami semua berharap kunjungan ini menjadi pertanda baik bagi rakyat Irak," kata Adnane Youssef, seorang Kristen dari Irak utara, kepada AFP.
"Kami berharap ini akan mengarah pada hari-hari yang lebih baik," ujarnya.
Komunitas Kristen Irak, sebuah negara mayoritas Muslim berpenduduk 40 juta, telah menyusut dari 1,5 juta sebelum invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein menjadi hanya 400.000 sekarang, sekitar 1 persen dari populasi.
"Kunjungan yang sangat penting ini akan meningkatkan moral kami setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan, masalah dan perang," kata seorang pemimpin Kristen Irak, Pastor George Jahoula.(CSP)