Nova: Aceh Pasar Potensial Produsen Narkoba

Nova: Aceh Pasar Potensial Produsen Narkoba
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menghadiri pemusnahan 404,9 Kg narkoba jenis sabu hasil pengungkapan tim gabungan Polda Aceh, di Lapangan Mapolda Aceh, Rabu (10/3) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengapresiasi kinerja jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Aceh yang berhasil mengungkap dan menggagalkan penyelundupan narkotika di Aceh.

Nova juga mengajak semua pihak untuk mendukung dan ikut serta membasmi barang haram tersebut di bumi Serambi Mekkah.

“Pengungkapan keberadaan narkoba jenis saby seberat 404,9 kilogram ini sungguh capaian besar dalam misi menyelamatkan generasi Aceh. Pemerintah Aceh, dan seluruh rakyat Aceh, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya,” kata Nova saat memberikan sambutan pada pemusnahan barang bukti narkotika jenis sabu di Lapangan Mapolda Aceh, Rabu (10/3).

Nova mengatakan, saat ini Aceh telah dijadikan pasar potensial dan prospektif oleh para produsen narkoba. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari tren konsumsi penyalahgunaan narkoba yang semakin marak terjadi di kabupaten/kota se-Aceh.

Nova merasa Aceh sedang dalam posisi yang terancam, bila pelaku pengedar tak ditindak dengan tegas, cepat dan keras. Dampak dari maraknya narkoba semakin tinggi dan luas. Ia pun khawatir jika terus terjadi, maka sepuluh atau lima belas tahun ke depan Aceh akan mengalami kerusakan. Baik kerusakan fisik, mental, maupun spiritual.

“Karenanya, diperlukan gerakan bersama untuk melawan peredaran narkoba dan menyadarkan orang-orang yang sudah terlanjur mengonsumsi untuk insaf dan secara suka rela direhabilitasi,” ujar Nova.

Nova mengatakan, perang melawan narkoba harus terus digelorakan oleh segenap aparatur negara bersama seluruh elemen masyarakat. Daya tangkal dan daya cegah harus terus diperkuat. Berbagai pendekatan mesti juga dikerahkan.

“Keprihatinan terhadap peredaran narkoba harus kita tunjukkan dengan kolaborasi dan sinergi yang konkrit agar pemberantasan narkoba bisa kita berantas secara signifikan,” sebut Nova.

Sementara Kapolda Aceh, Irjen Pol. Wahyu Widada mengungkapkan, sebanyak 404,9 kilogram narkotika jenis sabu yang dimusnahkan tersebut merupakan hasil operasi tim gabungan Bareskrim Polri, Polda dan jajaran Polres Aceh selama dua bulan terkahir di tahun 2021.

Ia menjelaskan, narkotika jenis sabu yang berhasil diungkapkan itu memiliki dua jenis dari jaringan berbeda. Jenis pertama berasal dari Myanmar, barangnya dibungkus dalam kemasan bertuliskan Teh China. Sementara satu lagi berasal dari Timur Tengah, barangnya dibungkus dalam Tupperware.

Dalam kesempatan tersebut, Irjen Wahyu mengajak semua pihak untuk ikut serta memberantas narkoba di Aceh. Peran serta masyarakat sangat penting dan menentukan keberhasilan pemusnahan narkoba.

Untuk mempersempit dan menghentikan peredaran narkoba, terang Wahyu, Kepolisian Daerah Aceh telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti bea cukai dan TNI Angkatan Laut untuk mengawasi jalur masuk via laut. Ia mengatakan, garis pantai Aceh yang panjang menjadi salah satu potensi yang mudah bagi pengedar untuk memasuki wilayah Aceh.

“Tapi yang paling penting adalah membuat daya tahan masyarakat sendiri, untuk memiliki ketahanan dan ketangguhan melawan narkoba. Kalau masyarakat tidak mau pakai lagi, tentu narkoba ini tidak akan ada lagi,” tegas Wahyu.

(MHD/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi