Cerita Liliana Agusfrina, Berperan Ekstra Sebagai Ibu dan Guru di Tengah Pandemi

Cerita Liliana Agusfrina, Berperan Ekstra Sebagai Ibu dan Guru di Tengah Pandemi
Liliana Agusfrina harus berperan ekstra sebagai ibu dan guru di tengah pandemi Covid-19 (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Batubara - Setahun sudah pandemi virus corona Covid-19 melanda Indonesia. Pandemi mengubah berbagai cara masyarakat dalam melakukan aktivitas. Salah satunya proses belajar mengajar di sekolah.

Jika sebelum pandemi sekolah menerapkan proses belajar mengajar tatap muka, saat ini Pemerintah Republik Indonesia menerapkan proses belajar mengajar secara daring atau dalam jaringan. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19.

Kondisi tersebut memunculkan cerita tersendiri bagi masyarakat, salah satunya dari Liliana Agusfrina Nasution. Sebagai seorang ibu dan guru, Liliana mengaku pandemi membuatnya harus berperan ekstra dalam mendidik buah hati dan para murid-muridnya.

Dikisahkannya, tepat pada 9 Maret 2021 adalah saat mengharukan baginya. Saat itu dirinya harus mendampingi buah hati untuk mengerjakan tugas dari guru, di samping itu harus memberi pembelajaran kepada para murid.

“Bayangkan, saat saya harus mendampingi anak-anak, saya juga punya kewajiban untuk mengajar kepada para murid. Ini membuat saya harus pintar-pintar membagi peran,” kata Liliana kepada Analisadaily.com, Rabu (17/3).

Liliana mengajar di Kelas III UPTD SD 16 Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara. Saat ini siswa Kelas III di sekolahnya mengajar memasuki Tema 6. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, Liliana menggunakan model pembelajaran daring via WhatsApp.

Kemudian untuk penjelasannya, Liliana menggunakan metode audio visual melalui video pembelajaran dengan unsur MPK. Unsur MPK yaitu MIKIR (Mengalami Interaksi Komunikasi dan Refleksi).

Sebelum pembuatan video pembelajaran, Liliana mempersiapkan bahan dengan menyiapkan bahan perencanaan didalam script video pembelajaran, dan kegiatan secara terkonsep di dalam video pembelajaran yang diawali dengan kegiatan pendahuluan. Kemudian melampirkan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya kegiatan inti dengan melampirkan teks bacaan Perubahan Energi. Lalu Liliana memberi pertanyaan kepada siswa apa isi ringkasan dari teks bacaan Perubahan Energi tersebut, dan hasil jawaban dikirim secara voice melalui WhatsApp.

Setelah itu kegiatan selanjutnya, Liliana memberi penjelasan bagaimana cara mengumpulkan informasi menggunakan kata tanya di dalam Grafik Organizer, dan Liliana juga menjelaskan tentang berbagai kata tanya ADIK SIMBA (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana, dan Berapa) dan penjelasan mengenai Grafik Organizer.

Liliana kemudian memberi penugasan kepada siswa, dan meminta siswa untuk mempresentasekan hasil melalui pengiriman video, lalu refleksi dari hasil kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

Lalu berlanjut dengan menggunakan pertanyaan PIT (Produktif, Imajinatif, Terbuka). Misalnya, apa ringkasan dari teks wacana Perubahan Energi? Kemudian pertanyaan terbuka melalui teks wacana Perubahan Energi, seperti kalimat pertanyaan apa saja yang bisa para muridnya buat.

Hal tersebut merupakan salah satu unit dari materi modul 1 yang diberi oleh pihak lembaga filantropi Tanoto Foundation bekerja sama Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara melalui sekolah mitra.

“Unsur MIKIR dan PIT di dalam kegiatan inti pembelajaran begitu sangat membantu proses kegiatan pembelajaran, juga membantu dalam mengembangkan pertanyaan untuk siswa kelas III UPTD 16 Tanjung kubah disituasi masa pandemi saat ini,” terang Liliana, seorang guru imbas program Pintar Tanoto Foundation.

Harus Kuasai Pembuatan Video Pembelajaran

Tugas dari murid dikirim berupa video via WhatsApp (Analisadaily.com/Istimewa)
Diakui Liliana, ada sedikit kerepotan dalam pembuatan video pembelajaran, dan tidak semudah penyampaian ketika belajar mengajar secara tatap muka. Dalam prosesnya harus menguasai cara pembuatan video pembelajaran.

“Agar penyampaian materi dapat dimengerti dengan mudah, dan dipahami seluruh siswa maupun orang tua yang mendampingi mereka,” ujarnya.

Di saat penyampaian kegiatan pembelajaran secara daring dimulai, di saat itu juga Liliana harus mendampingi kedua buah hatinya dalam mengerjakan berbagai penugasan dari gurunya. Kondisi inilah bagi Liliana menjadi tantangan tersendiri.

Sebab, di samping tanggung jawab menjadi seorang guru dengan pencapaian tujuan pembelajaran, begitu juga dengan tanggung jawab sebagai seorang ibu untuk mendampingi buah hati agar mencapai ketuntasan di dalam pembelajaran yang diberikan gurunya.

“Pembelajaran di masa pandemi sangat membuat suasana serba mengharukan. Apalagi untuk seorang ibu yang berprofesi sebagai guru, pelaksanaan pendampingan harus terencana dengan baik, dan harus lebih maksimal untuk menghasilkan ide kreatif, agar kedua pendampingan pembelajaran terlaksana dengan baik,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi