Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (BadmintonIndonesia.org)
Analisadaily.com, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Agung Firman Sempurna, mengungkapkan beberapa fakta setelah Mohammad Ahsan dan kawan-kawan dipaksa mundur oleh otoritas Inggris dari turnamen All England Championships 2021 di Birmingham, Kamis (18/3).
Kebijakan itu dilakukan karena tim Indonesia dinyatakan satu pesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada penerbangan dari Istanbul ke Birmingham hari Sabtu (13/3) lalu. Berdasarkan peraturan protokol kesehatan di Negeri Ratu Elizabeth itu, maka tim Indonesia wajib menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.
"Pagi ini saya mendapatkan informasi, bagaikan disambar geledek, bahwa tim bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Saya ingin membuat sebuah pesan yang positif. Tidak ingin menganggu hubungan antar lembaga, antar negara. Tapi publik harus tahu fakta-faktanya," kata Agung dilansir dari
BadmintonIndonesia.Org.
Fakta pertama, kata dia, tim tidak diperbolehkan bertanding lagi karena ada dalam satu pesawat dengan penderita Covid-19 di penerbangan dari Istanbul ke Birmingham. Namun demikian sampai dengan hari ini tidak diberitahu siapa penumpang tersebut.
"Pada saat yang sama di pesawat yang sama ada pemain dan pelatih dari Turki, tetap dapat bertanding," ujarnya.
Fakta berikutnya adalah persiapan yang dilakukan di Indonesia sangat maksimal terkait dengan protokol kesehatan. Seluruh pemain, pelatih dan ofisial yang berangkat ke Inggris bukan hanya sudah dilakukan tes swab PCR tapi juga sudah dilakukan vaksinasi dua kali.
"Jadi persiapan sudah cukup baik menurut saya," papar Agung.
Bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini, Agung langsung berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait terutama dengan Menteri Luar Negeri.
"Saya sudah melakukan komunikasi, baik dengan teman-teman yang ada di PBSI ataupun teman-teman yang sedang berlaga di Inggris. Saya juga sudah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri dan saya berharap agar Menteri Luar Negeri segera melakukan supervisi, membantu paling tidak kita di sana tidak diperlakukan secara diskriminatif," sambungnya.
"Kita terus melakukan upaya-upaya sampai dengan saat ini. Kita tidak berhenti memperjuangkan kehormatan kita di forum internasional. Tetapi kita tunggu saja hasilnya," tegas Agung.
Agung mengakui ini adalah sebuah kekecewaan yang besar tapi ia tidak mau para pemainnya berkecil hati. Gelora semangat terus digaungkan bagi Mohammad Ahsan cs.
"Kami menyampaikan kekecewaan yang besar. Kita tetap akan berjuang, siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kita untuk melanjutkan pertandingan. Tetapi kalau tidak, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda. Hal ini menjadi pelecut kita dan juga pemberi semangat kita ke depan. Kita tidak perlu kecewa terlalu dalam di sini. Kita patuhi saja. Kita ikuti prosedurnya," pesan Agung.
Kamis malam rencananya, Agung akan menemui tim Indonesia lewat pertemuan virtual.
(CSP)