PLTA Asahan Akan Produksi Listrik 1.477 GWh Setiap Tahun

PLTA Asahan Akan Produksi Listrik 1.477 GWh Setiap Tahun
PLTA Asahan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadily.com, Asahan - Indonesia merupakan negeri yang kaya akan potensi energi baru dan terbarukan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke.

Berdasarkan data Ditjen EBTKE Tahun 2020, Total Potensi Energi Baru Terbarukan equivalent dengan 417 GW yang terdiri dari Tenaga Air sebesar 75 GW, Panas bumi 23,9 GW, Bio Energi 32,6 GW, Surya 207,8 GW, Angin 60,6 GW, Energi Laut 17,9 GW and Biofuel 12 Million kL.

Pemerintah mendorong peran EBT untuk terus ditingkatkan sesuai dengan PP No.79 tahun 2014, dimana Porsi EBT pada tahun 2025 ditargetkan sebesar 23% dan pada tahun 2050 meningkat menjadi 31%. Hingga tahun 2020, proporsi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan yang sudah beroperasi sekitar 14,19%.

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola sektor ketenagalistrikan mendapat tugas untuk meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan di tanah air dalam bauran bahan bakar pembangkit listrik. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan 3 merupakan salah satu proyek energi baru dan terbarukan yang dikelola PLN yang berada di bawah pengawasan PLN UIP KITSUM.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memanfaatkan aliran sungai Asahan ini nantinya akan memproduksi energI listrik sebesar 1.477 GWh setiap tahun. Proyek PLTA Asahan 3 ini memiliki nilai sejarah yang cukup panjang.

Hal itu tergambar dari catatan sejarah pada tahun 1942 tim survey dari Jepang memulai investigasi potensi sungai Asahan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Sejarah juga mencatat pada tahun 1960 Lembaga Investigasi Rusia melakukan investigasi terhadap potensi sungai Asahan sebagai Pembangkit Listrik.

“Setelah melalui tahapan yang cukup berliku dengan segala dinamikanya, akhirnya pada bulan Maret 2019 Proyek PLTA Asahan 3 secara resmi dimulai,” kata Weddy B. Sudirman, General Manager PLN UIP KITSUM periode September 2017 s/d Januari 2021, dan saat ini dipromosikan menjabat sebagai EVP Konstruksi Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi pada Direktorat Mega Project PT PLN Kantor Pusat, Kamis (25/3).

Sejak 1 Maret 2021 Plt General Manager PLN UIP KITSUM dijabat oleh General Manager UIP Sumatera Bagian Utara, Octavianus Padudung.

Proyek ini terletak di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang membentang di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Toba. Adapun persentase wilayah meliputi 70% di Kabupaten Asahan Kecamatan Aek songsongan Desa Aek Songsongan dengan luas wilayah sekitar 31.5 km2 dan Jumlah penduduk berkisar 850 jiwa dengan mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.

Sedangkan 30% lagi meliputi Kabupaten Toba di Kecamatan Pintu Pohan Meranti Desa Meranti Utara yang mempunyai luas wilayah sekitar 53,84 km2 dan mempunyai jumlah penduduk sekitar 1.688 jiwa dengan mayoritas penduduknya bekerja di sektor perkebunan dan pertanian.

Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 telah dimulai pada Bulan Maret 2019 dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang. Sejauh ini proyek ini telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1.000 orang dan telah berkontribusi secara nyata dalam menurunkan angka pengangguran di masyarakat.

PLTA ini berkapasitas 174 MW yang memanfaatkan energi potesial sungai Asahan ini mengalir dari Danau Toba yang merupakan danau terluas di Indonesia. Beroperasinya PLTA ini akan meningkatkan jumlah pelanggan baru sebanyak 167.000 dengan kategori 1300 VA pelanggan.

Di samping itu, beroperasinya PLTA ini maka akan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 3,3 % dan merupakan kontribusi nyata dalam pencapaian bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang.

PLTA Asahan 3 mempunyai tipe Run off River, dimana aliran air sungai Asahan diarahkan ke intake dan dialirkan melalui saluran terbuka (headrace channel) sepanjang 1.2 Km menuju headpond dan selanjutnya air menuju saluran bawah tanah (tunnel) sepanjang 7,8 km menuju power house untuk memutar turbine kemudian air akan dialirkan menuju tail race sehingga air kembali ke sungai Asahan.

“Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Sumatera Utara, studi kelayakan proyek PLTA Asahan 3 ini dibuat pada tahun 2004. Hasil Studi Geologi di sepanjang sungai Asahan tergolong baik dengan debit air sekitar 100 m3/s yang mengalir secara kontinu setiap tahun,” demikan penjelasan Koji Baba, Project Manager Nippon Koei sebagai Konsultan Proyek PLTA Asahan 3 ini.

“Kondisi geologi yang bagus nantinya dapat mengurangi risiko-risiko kegagalan desain terutama saat masa konstruksi. Inilah satu anugerah yang patut disyukuri oleh masyarakat sekitar sungai Asahan. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan 3 ini didesain dengan type Run off river yang memanfaatkan beda elevasi permukaan bendungan dengan turbin sebesar 193 meter yang akan memutar 2 buah turbin Francis dengan total kapasitas 174 MW,” sambungnya.

“Setelah masuknya Proyek Asahan 3, kami sudah menikmati masalah pembangunan itu pak. Satu, masyarakat di sini dan anak-anak kami sudah diterima kerja semua, gak ada lagi yang gak kerja. Kedua, jalan ini sudah baik. Ketiga, kami sudah bisa termasuk hasil hasil kami sudah ada meningkat itulah yang diutamaka,” demikian komentar dari Domu Sianipar tokoh warga masyarakat Dusun 3 Tangga.

Aliyudin Marpaung, Camat Aek Songsongan menyebut, sebagai masyarakat sangat mensyukuri dengan adanya pembangunan proyek PLTA Asahan 3. Harapan masyarakat tidak ada lagi istilah lampu mati, sehingga penerangan bisa berjalan terus dengan baik.

“Khususnya anak-anak sekolah belajar di rumah tentu membutuhkan listrik untuk menggunakan HP, jadi sangat banyak manfaatnya,” sebutnya.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi