Faktor Bahasa dan Budaya Film Nasional Bisa Diterima Masyarakat ASEAN

Faktor Bahasa dan Budaya Film Nasional Bisa Diterima Masyarakat ASEAN
Warga Malaysia usai menonton film Indonesia, Jangan Sendirian (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Kesamaan budaya dan rumpun bahasa, insan perfilman nasional optimis karya-karya film anak bangsa bisa diterima oleh masyarakat ASEAN.

Salah satu contoh film “Jangan Sendirian” yang mendapat perhatian penonton bioskop di Malaysia dan Brunei. Film karya Sutradara X jo yang mulai diputar di bioskop-bioskop Malaysia dan Brunei 8 April 2021 mendapat perhatian masyarakat di 2 negeri Jiran tersebut.

Setelah Brunei dan Malaysia, selanjutnya film bergenre horor tersebut ditayangkan di bioskop-bioskop Singapura, Kamboja dan Vietnam. Rupanya, produser film "Jangan Sendirian" melihat celah bisnis yang terbuka lebar, selepas dibukanya kembali bioskop-bioskop baik di tanah air maupun di negara tetangga.

“Ada beberapa alasan kita harus optimis perfilman nasional dapat diterima di Negara-negara ASEAN Malaysia, Singapura dan Brunei, Kamboja dan Vietnam antara lain karena faktor bahasa yang serumpun, soundtrack music yang mengena, sense of humor gaya melayu yang juga sama,” ungkap Executive Produser Film "Jangan Sendirian", Witjaksono, di Jakarta, Sabtu (10/4).

Tidak pungkiri lagi, berdasarkan kenyataannya alasan utama film nasional selama ini sejatinya sudah diterima oleh masyarakat ASEAN, yakni kesamaan bahasa yang masih serumpun, membuat lebih mudah untuk dimengerti, alhasil tidak perlu lagi kesulitan untuk menerjemahkannya.

Selain itu, soundtrack musik film Indonesia yang juga mengena bukan lagi sebuah rahasia kalau lagu-lagu Indonesia dan band-band nasional terkenal di negeri tetangga, sehingga turut memengaruhi diterima atau tidaknya di negara ASEAN tersebut.

“Keadaan ini juga menambah keyakinan kami. Film Jangan Sendirian akan diterima baik oleh penonton di negara ASEAN lainnya, saat ini generasi milenial dan juga sentenial yang memiliki persepsi berbeda dalam menilai sosok hantu yang ditampilkan dalam sebuah alur cerita, dan di film Jangan Sendirian menjawab kebutuhan tersebut bahwa film Horor tidak selamanya berkutat pada unsur-unsur klenik,” ujar Henry Boboy menambahkan.

Produser Film Agung Setray menambahkan, penggabungan unsur thriller dan suspense, yang membuat suasana mencekam pada film Jangan Sendirian adalah hal baru dalam jagat perfilman Indonesia, khususnya film horor. Justru diferensiasi inilah yang menjadikan film Jangan Sendirian mendapat aplaus yang cukup baik bagi penonton tanah air di awal pemutaran perdananya.

“Film Jangan Sendirian juga tidak menggunakan hantu pada umumnya. Film ini menggunakan jump scare bukan pada sosok hantunya. Justru, kengerian yang disajikan film-film ini terletak pada kekuatan karakter dan storytelling yang dibangun,” tutur Agung.

(TRY/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi