Kerusuhan Myanmar, 250.000 Orang Mengungsi

Kerusuhan Myanmar, 250.000 Orang Mengungsi
Pengunjuk rasa Myanmar saat turun memadati jalan (AFP)

Analisadaily.com, Yangon - Tindakan keras militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta membuat hampir seperempat juta orang mengungsi.

Pemerintah militer telah meningkatkan penggunaan kekuatan untuk menghentikan demonstrasi massa menentang kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di Myanmar Tom Andrews menyampaikan, setidaknya 738 orang telah tewas dan 3.300 mendekam di penjara sebagai tahanan politik.

"Ngeri mengetahui, bahwa serangan junta telah menyebabkan hampir seperempat (dari) juta orang Myanmar mengungsi, menurut sumber. Dunia harus segera bertindak untuk mengatasi bencana kemanusiaan ini," kata Andrews melalui Twitter-nya dilansir dari Channel News Asia, Kamis (22/4).

Juru bicara brigade lima dari Persatuan Nasional Karenebih dari 2.000 orang Karen, Padoh Mann Mann, kini telah melintasi perbatasan Myanmar ke Thailand dan ribuan lainnya telah mengungsi.

"Mereka semua bersembunyi di hutan dekat desa mereka," katanya.

Sebuah kelompok bantuan Kristen, Free Burma Rangers, memperkirakan sedikitnya 24.000 orang mengungsi di negara bagian Karen di tengah serangan mortir darat dan serangan udara di awal bulan.

"Meskipun serangan udara telah berhenti, serangan darat telah meningkat," kata Direktur Free Burma Rangers, David Eubank kepada AFP.

Dia mengatakan banyak dari ribuan pengungsi adalah petani padi subsisten dan akan mengalami kekurangan pangan di masa depan jika mereka tidak dapat kembali ke rumah dengan aman untuk merawat sawah mereka.

"Anda melihat masalah enam bulan tidak ada makanan," katanya, menambahkan bahwa beberapa orang sedang tidur di gua atau di bawah pohon pisang.

Eubank mengatakan, ada serangan udara setiap hari di negara bagian Kachin di utara negara itu dan setidaknya 5.000 orang telah mengungsi dalam pertempuran baru-baru ini.

Penduduk setempat yang menjaga para pengungsi di beberapa bagian negara bagian Kachin khawatir tentang kekurangan pasokan makanan yang akan datang.

"Saat ini kami memiliki 980 orang dari 27 desa. Saat ini, kami mengalami kesulitan dengan penyimpanan makanan," kata Brang Shawng, seorang pemimpin dari sebuah kamp di negara bagian Kachin, kepada AFP.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi