Paparan kasus rapid test bekas di Mapolda Sumut (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Polisi akhirnya menetapkan lima orang tersangka dalam kasus penggunaan rapid test antigen bekas yang dilakukan di Bandara Kualanamu.
Kapolda Sumut, Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak, mengatakan kelimanya adalah PC yang menjabat sebagai Bisnis Manager Kimia Farma beserta empat pegawainya masing-masing berinisial DP, SP, MR dan RN.
"Dari hasil penyidikan yang dilakukan, kelimanya kini ditetapkan sebagai tersangka," kata Panca Putra, Kamis (29/4) petang.
Panca menjelaskan, modus para pelaku adalah mendaur ulang stik rapid test antingen yang telah digunakan dengan cara mencucinya sendiri untuk digunakan kembali di Bandara Kualanamu.
"Dalam sehari, stik daur ulang itu bisa digunakan 100-150 orang masyarakat yang hendak melakukan perjalanan. Dan itu tentu tidak sesuai standar kesehatan," jelasnya.
Panca juga mengungkapkan bahwa praktik ini telah dilakukan sejak Desember 2020. Dia menaksir selama ini para pelaku telah mendapatkan keuntungan sekitar Rp1,8 miliar.
"Yang kita sita Rp149 juta. Motif mereka adalah untuk mendapatkan keuntungan," ungkapnya.
Menurutnya stik bekas yang digunakan itu didaur ulang di laboratorium Kimia Farma, Jalan Kartini Medan, untuk selanjutnya dibawa kembali ke Bandara Kualanamu.
Panca menyebut kasus ini masih akan dilakukan pengembangan.
"Harusnya stik itu dipatahkan setalah digunakan, tapi dibersihkan dan dikemas kembali," terangnya.
"Kelima tersangka akan dijerat dengan Undang-Undang Kesehatan dengan ancaman penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar. Selain itu juga akan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun dan denda Rp2 miliar," tegas Panca.
Sementara itu tersangka PC ketika diinterogasi Kapolda mengaku tidak terlibat secara langsung dalam kasus ini. Namun dia juga tidak menampik mengetahui praktik tersebut.
"Iya, saya mengetahui," ujarnya.
Sedangkan ketiga saksi yang juga dihadirkan mengatakan bahwa dalam kegiatannya, stik antigen yang digunakan adalah stik negatif. Selama ini mereka juga memakai stik bekas dan memakai stik baru jika stik bekasnya habis dan belum didaur ulang.
(JW/EAL)