Kantor Berita Dibom, AP dan RSF Minta Penyelidikan Dilakukan

Kantor Berita Dibom, AP dan RSF Minta Penyelidikan Dilakukan
Gedung kantor The Associated Press dan media lain di Kota Gaza runtuh setelah terkena serangan udara Israel pada 15 Mei 2021. (AP/Hatem Moussa)

Analisadaily.com, Gaza - Editor utama Associated Press, Sally Buzbee, menyerukan penyelidikan independen terhadap serangan udara Israel yang menargetkan dan menghancurkan gedung Kota Gaza yang di dalamnya kantor AP, Al-Jazeera dan media lainnya

Kata dia, publik pantas untuk mengetahui fakta.

Secara terpisah, pengawas media Reporters Without Borders meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki pemboman Israel atas sebuah bangunan yang menampung organisasi media sebagai kemungkinan kejahatan perang.

Buzbee mengatakan, pemerintah Israel belum memberikan bukti jelas yang mendukung serangannya, yang meratakan menara al-Jalaa setinggi 12 lantai.

Militer Israel, yang memberi waktu sekitar satu jam untuk mengevakuasi wartawan AP dan penyewa lainnya, mengklaim Hamas menggunakan gedung itu untuk kantor intelijen militer dan pengembangan senjata.

Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan, Israel sedang mengumpulkan bukti untuk AS tetapi menolak untuk memberikannya dalam dua hari ke depan.

"Kami sedang bertengkar. Itu sedang dalam proses dan saya yakin pada waktunya nanti informasi itu akan disajikan," kata Conricus.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel telah membagikan apa yang dikatakannya sebagai bukti kehadiran Hamas di gedung yang ditargetkan melalui saluran intelijen.

Tapi baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri tidak akan mengatakan apakah ada pejabat Amerika yang melihatnya.

Buzbee mengatakan, AP telah memiliki kantor di menara al-Jalaa selama 15 tahun dan tidak pernah diberitahu atau memiliki indikasi bahwa Hamas mungkin berada di dalam gedung tersebut. Dia mengatakan fakta harus dijelaskan.

"Kami berada dalam situasi konflik. Kami tidak memihak dalam konflik itu. Kami mendengar orang Israel mengatakan mereka memiliki bukti. Kami tidak tahu apa bukti itu," tegas Buzbee dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/5).

"Kami pikir tepat pada saat ini untuk ada pandangan independen tentang apa yang terjadi kemarin, penyelidikan independen," tambahnya.

Dalam sambutannya hari Minggu, Netanyahu mengulangi klaim Israel bahwa gedung itu menampung kantor intelijen Hamas.

Ditanya apakah dia telah menyampaikan bukti pendukung tentang hal itu dalam panggilan telepon dengan Presiden Joe Biden pada hari Sabtu, Netanyahu mengatakan, bahwa mereka menyebarkannya melalui orang-orang intelijennya.

Reporters Without Borders yang berbasis di Paris, dikenal dengan singkatan bahasa Prancis RSF, mengatakan dalam sebuah surat kepada kepala jaksa pengadilan bahwa kantor 23 organisasi media internasional dan lokal telah dihancurkan selama enam hari terakhir.

RSF mengatakan memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa sasaran militer Israel yang disengaja terhadap organisasi media dan penghancuran peralatan mereka secara sengaja dapat melanggar salah satu patung pengadilan.

Dikatakan serangan itu berfungsi untuk mengurangi, jika tidak menetralkan, kapasitas media untuk menginformasikan publik.

RSF meminta pengadilan internasional, yang berbasis di kota Den Haag, Belanda, untuk memasukkan serangan baru-baru ini dalam penyelidikan kejahatan perang yang dibuka pada bulan Maret ke dalam praktik Israel di wilayah Palestina.

Buzbee mengatakan, wartawan AP "bingung" setelah serangan udara itu tetapi baik-baik saja dan melaporkan berita tersebut. Dia mengungkapkan keprihatinan tentang dampak liputan berita.

“Ini berdampak pada hak dunia untuk mengetahui apa yang terjadi di kedua sisi konflik secara real time,” katanya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken berbicara melalui telepon hari Sabtu dengan presiden dan CEO AP, Gary Pruitt. Departemen Luar Negeri mengatakan, Blinken menawarkan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk jurnalis independen dan organisasi media di seluruh dunia dan mencatat sangat diperlukannya pelaporan mereka di zona konflik.

Buzbee dan Conricus berbicara di CNN's Reliable Sources dan Netanyahu ada di CBS 'Face the Nation.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi