Ketua KPAD Asahan, Irsan Kumala, saat memberikan keterangan atas peristiwa pencabulan yang dialami seorang remaja yang masih berusia di bawah umur (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Asahan - Seorang remaja berusia 16 tahun menjadi korban pelampiasan hawa nafsu dari seorang pamannya yang tinggal satu rumah dengan korban di Kecamatan Simpang Empat.
Akibat perbuatan tercela itu, mengundang emosi warga sehingga RD (29) sempat menjadi bulan-bulanan warga sebelum diserahkan ke Mapolres Asahan.
"Saat ini tersangka sudah kita amankan untuk dimintai keterangan," ungkap Kapolres Asahan AKBP Nugroho Dwi Karyanto melalui Kasat Reskrim AKP Rahmadani yang didampingi Kanit PPA Ipda Rosmita Nainggolan, Selasa (18/5).
Pencabulan itu terjadi saat korban menjaga adiknya yang masih balita di rumah. Sedangkan kedua orang tuanya melayat ke rumah masyarakat yang ditimpa duka.
Di bawah tekanan dan ancaman, korban tidak dapat mencegah perbuatan tidak terpuji itu.
"Perbuatan itu sudah terjadi, dibawah ancaman dan kekerasan," timpa Kanit PPA Ipda Rosmita Nainggolan.
Saat kedua orangtuanya tiba di rumah terlihat anak diam saja, dan tidak seperti biasanya sehingga kecurigaan pun terjadi apalagi terdengar pengakuan dari korban bahwa dirinya telah dinodai oleh pamannya sendiri.
Mendengar pengakuan itu, orang tua emosi, sehingga mengundang keramaian dari warga apalagi di tempat tinggal mereka adalah pekanan atau tempat orang berjualan, dengan sekejap warga masyarakat memenuhi rumah korban, sehingga emosi warga pun tidak terbendung yang akhirnya diduga pelaku menjadi sasaran kemarahan.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Asahan, Irsan Kumala, yang didampingi Wakil Ketua Awaluddin mengecam tindakan amoral yang dilakukan oleh seorang pria yang berstatus paman dari korban.
"Kalau memang terbukti, pelaku telah menodai keponakan yang masih di bawah umur, itu adalah tindakan terkutuk yang harus mendapatkan hukuman setimpal nantinya," ungkapnya lagi.
Dari peristiwa itu, Irsan mengingatkan kepada seluruh orang tua jangan pernah percaya kepada siapapun termasuk keluarga sendiri meninggalkan anak perempuan dan keluarga laki-laki lainnya. Sebab kebanyak kekerasan seksual itu dilakukan oleh lingkungan dan orang-orang dekat.
"Baru-baru ini juga terjadi, ada tiga kasus kekerasan seksual terhadap anak semua pelakunya adalah orang terdekat yaitu ayah tiri, ayah kandung dan juga guru, dan saat adalah paman," ungkapnya, sembari mengatakan pihaknya akan berkunjung ke rumah korban guna memastikan kondisi fisikisnya setelah kejadian itu.
(ALN/RZD)