Fenomena Kawin Kontrak di Kota Santri

Fenomena Kawin Kontrak di Kota Santri
Ilustrasi (Net)

Analisadaily.com, Cianjur - Meski dikenal sebagai Kota Santri, fenomena maraknya kawin kontrak justru mencoreng nama baik Kabupaten Cianjur.

Fenomena praktik kawin kontrak ini telah terdeteksi sejak 2015 di Cianjur, Jawa Barat, oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur.

"Diawali dengan adanya laporan-laporan masyarakat yang kemudian kita coba telusuri ke lapangan," ungkap Wakil Ketua MUI Kabupaten Cianjur, Ahmad Yani.

Menurut penelurusan MUI, praktik kawin kontrak memang ada di tengah masyarakat, terutama di 3 wilayah atau kecamatan yaitu Puncak (Cipanas), Sukaresmi dan Pacet. Kaum perempuan di sana secara sadar atau tidak sadar telah menjadi pelaku sekaligus korban yang sesungguhnya.

Kaum perempuan ini dimanfaatkan oleh pria hidung belang yang datang dari Timur Tengah untuk dijadikan istri-istrian. Mereka tergiur oleh iming-iming uang, harta, benda yang didapat dari proses prostitusi terselubung ini. Adanya akad nikah dan ijab kobul dalam proses kawin kontrak hanya sebagai selubung agar tak dicap berzina.

Komplotan ini memanfaatkan datangnya musim liburan di Timur Tengah dengan mengelola jasa "travel dadakan" yang menawarkan jasa kawin kontrak. Mereka berkomunikasi dari mulut ke mulut untuk menyediakan jasa kawin kontrak di Cianjur, Puncak, dan Bogor. Bahkan memanfaatkan jaringan mereka di Timur Tengah untuk menawarkan jasa kawin tamasya tersebut.

Mereka biasa datang ke Cianjur pada saat musim Haji, karena pada saat bersamaan sekolah dan perkantoran di Timur Tengah sedang masa liburan.

"Dia mah liburan tapi liburan ingin gitu lah, ibaratnya. Cari kepuasan di Indonesia kayaknya," kata Ecep - bukan nama sebenarnya - calo kawin kontrak yang ditemui detik.com.

Ecep menjelaskan mereka datang ada yang bersama keluarga, juga ada yang berdua dan betiga dengan temannya.

Ecep juga menjelaskan, pihaknya sudah berbagi tugas, baik dari yang menjemput di bandara hingga menyiapkan segala keperluan kawin kontrak.

"Kalau sudah siap ceweknya, sudah. Sehari juga beres," kata Ecep dengan logat khasnya. Termasuk ada yang mencari penghulu cabutan, sembarang saksi dan wali agar sekadar terlihat memenuhi rukun nikah.

Pandemi telah sukses meredam praktik ini agar tidak semakin parah di tengah masyarakat. Kawin kontrak sudah merambah kalangan perempuan muda, bahkan anak-anak yang ingin mencari uang.

Bupati Cianjur pun bergerak cepat melarang praktik tersebut dilakukan di wilayahnya. Namun perempuan yang terlanjur menjalani kawin kontrak kini beralih profesi melayani pria lokal dengan menjadi pemandu lagu.

"Banyak laporan dari warga, terutama orang-orang Timur Tengah yang datang ke Cianjur untuk istirahat, terutama pada saat di Arab Saudi sedang diadakan hajian. Nah, di situlah banyak yang datang ke Cianjur yang sengaja mencari mangsa," ungkap Bupati Cianjur, Herman Suherman. (dtc)

Baca Juga

Rekomendasi