Markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS, 21 September 2020. (Reuters/Mike Segar/File Photo/File Foto)
Analisadaily.com, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, meminta Taliban untuk segera menghentikan serangan mereka di Afghanistan, dan memperingatkan, Afghanistan berputar di luar kendali.
"Ini adalah saat untuk menghentikan serangan. Ini adalah saat untuk memulai negosiasi serius. Ini adalah momen untuk menghindari perang saudara yang berkepanjangan, atau isolasi Afghanistan," kata Guterres dilansir dari Channel News Asia , Sabtu (14/8).
Gerilyawan Taliban telah merebut kota-kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan ketika perlawanan dari pasukan pemerintah runtuh, memicu kekhawatiran bahwa serangan di ibu kota Kabul hanya beberapa hari lagi.
Guterres meminta semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.
Dia juga mengatakan, sangat terganggu oleh indikasi awal bahwa Taliban memberlakukan pembatasan ketat terhadap hak asasi manusia di daerah-daerah di bawah kendali mereka, terutama yang menargetkan perempuan dan jurnalis.
"Sangat mengerikan dan memilukan melihat laporan tentang hak-hak gadis dan wanita Afghanistan yang diperoleh dengan susah payah direnggut dari mereka," katanya.
Di bawah pemerintahan Taliban antara tahun 1996 dan 2001, perempuan tidak bisa bekerja, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah dan perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.
PBB sedang mengevaluasi situasi keamanan di Afghanistan setiap jam dan memindahkan beberapa staf ke ibu kota Kabul, tetapi tidak mengevakuasi siapa pun dari negara itu.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, badan dunia itu memiliki jejak yang sangat ringan di beberapa daerah yang diambil oleh Taliban. Ini memiliki sekitar 3.000 staf nasional dan sekitar 300 staf internasional di lapangan di Afghanistan.
Amerika Serikat mengirim sekitar 3.000 tentara tambahan untuk membantu mengevakuasi staf Kedutaan Besar AS dan Inggris mengerahkan sekitar 600 tentara untuk membantu warganya pergi.
Kedutaan besar lainnya, termasuk Belanda, Jerman dan Norwegia, dan kelompok bantuan mengatakan mereka juga mengeluarkan orang-orang mereka.
"Sejak awal tahun, hampir 400.000 orang baru mengungsi akibat konflik di Afghanistan. Ada 10.350 pengungsi internal tiba di Kabul antara 1 Juli dan 12 Agustus," tambah Dujarric.(CSP)