Toko emas yang dirampok (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Tagline prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan disingkat PRESISI yang menjadi jargon baru Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sepertinya belum mampu dimaknai dengan baik oleh Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko.
Kasus perampokan toko emas yang terjadi di Pasar Simpang Limun pada Kamis (26/8) lalu merupakan salah satu indikasi dari hal tersebut.
Ketua Komisi A DPRD Sumatera Utara (Sumut), Hendro Susanto mengatakan, kata 'Prediktif' dalam tagline tersebut seharusnya mampu memunculkan berbagai aksi dari pihak kepolisian untuk mencegah aksi kejahatan.
"Prediktif artinya segala sesuai bisa diprediksi sebelum kejadian. Salah satunya tentu dengan pengawasan dan monitoring evaluasi berkala dan massif. Dengan begitu bisa membuat orang yang berniat jahat jadi mengurungkan niatnya. Itu makna dari kemampuan Polri yang PRESISI," katanya, Senin (30/8).
Politisi muda PKS ini sangat berkeyakinan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memiliki riset yang mendalam sebelumnya menetapkan tagline PRESISI tersebut, sebagai bagian dari kebijakannya selama memimpin Polri. Karena itu, tentunya Kapolri juga yakin bahwa jargon tersebut mampu dilaksanakan di seluruh Indonesia.
"Kapolres harus bisa menyesuaikan kinerjanya dengan makna dari PRESISI Kapolri," ungkapnya.
Hendro juga berharap kasus perampokan ini dapat diusut tuntas oleh Polrestabes Medan dengan terang benderang. "Kita berharap kasus ini segera terungkap,' pungkasnya.
Diketahui jargon PRESISI yang dikemukakan oleh Kapolri mendapat apresiasi tinggi dari kalangan DPR RI. Paparannya terkait pelaksanaan konsep PRESISI dengan garis besar adanya kebijakan yang prediktif, selalu tanggap dan bekerja dengan cepat, transparan dan mengedepankan keadilan bagi masyarakat, mengundang decak kagum karena dianggap akan membuat tugas Polri benar-benar mampu menjawab berbagai tantangan terkini.
(JW/RZD)