Wali Kota Medan Diminta Evaluasi Lurah yang Terkesan “Overacting”

Wali Kota Medan Diminta Evaluasi Lurah yang Terkesan “Overacting”
Aksi mengamen musisi Kota Medan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Tindakan pengusiran yang dilakukan Lurah Kesawan terhadap para musisi saat melaukan aksi ngamen di Jalan Balaikota, tepatnya Lapangan Merdeka Medan, Jumat (3/9) menuai kecaman sejumlah elemen masyarakat serta tokoh pemuda.

Pasalnya, aksi mengamen di jalan yang dilakukan para musisi Kota Medan tersebut bertujuan mendapatkan rezeki untuk memghidupi keluarga di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada profesi pekerjaan yang mereka geluti.

Kegiatan menghibur para pengendara di jalan tersebut, menjadi pilihan terakhir para musisi ketika sejumlah usaha resto dan cafe yang menyediakan fasilitas live musik merupakan mata pencaharian sehari-hari tutup terdampak Covid-19 serta pelaksanaan PPKM.

"Kita sayangkan, Lurah yang terkesan membenturkan PPKM dalam membungkam kreativitas para kaum muda dalam mengekspresikan diri serta mengharapkan rezeki dari pengendara," kata Ketua Panggung Musisi Kota Medan, Budi Dharma, Sabtu (4/9).

Dipaparkan Budi Dharma, sikap Lurah Maswan Harahap terkesan mencari muka ke Wali Kota Medan sangat buruk. Seharusnya, jika dia memiliki wawasan, arif dan bijaksana, serta benar-benar menunjukkan loyalitas, memanfaatkan momen aksi mengamen para musisi menaikkan nama baik dengan merangkul serta mengapresiasi kegiatan tersebut.

"Jangan kesannya ingin menjilat malah membuat nama baik Wali Kota Medan buruk di mata kaum muda serta musisi Kota Medan. Seharusnya, Lurah memberikan apresiasi serta mendata para musisi untuk disampaikan kepada pimpinannya," jelas Budi Dharma yang juga Sekretaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan.

Tidak hanya itu, lanjut Budi, yang berprofesi sebagai advokat ini, alasan Lurah karena melanggar aturan sehingga aksi mengamen tersebut dibubarkan merupakan ungkapan dan pernyataan yang keliru.

Ketidakpahaman Maswan Harahap ini yang kerap menciderai nama baik seorang Kepala Daerah maupun aparat petugas Satgas PPKM lainnya.

"Wali Kota Medan saat ini fokus melakukan pendataan dan penyaluran bantuan PPKM. Seharusnya, sembari melihat dan mengapresiasi aksi mengamen tersebut, Lurah seharusnya bisa sekalian melakukan pendatan agar wali kota yang begitu bijaksana memberikan bantuan kepada warganya di Kota Medan cepat teralisasi. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampui. Artinya, popularitas Wali Kota Medan, baik di mata musisi Kota Medan, serta menaikkan nilai kepedulian serta sikap adil wali kota kepada sleuruh warganya dalam memberikan bantuan yang tepat sasaran," pungkasnya.

Senada pernyataan tersebut, lKetua SMSI Kota Medan, Bobby O Zulkarnain menilai, tipikal seperti ini kerap terlihat di sejumlah kantor pemerintahan. Jika diinvestigasi kinerjanya, pasti banyak hal yang buruk bertolak belakang dengan cara kepemimpinan Wali Kota Medan.

Secara organisasi, SMSI Kota Medan sudah menyampaikan kegiatan positif mengamen ini melalaui sejumlah media online lokal dan nasional. Akan tetapi, bisa dilihat bersama, indikasi minimnya wawasan Lurah tersebut secara tak langsung terlihat, bahwa dirinya berat bisa mengikuti model Wali Kota Medan dalam memimpin yang tegas tanpa menyakiti.

"Banyak persoalan di Kota Medan ini bisa diatasi Wali Kota Medan, Bobby Nasution, dengan baik. Mulai kasus bangunan sejarah gedung tua Warenhuis, kasus tunggakan Centre Poin, serta pungli, menunjukkan sikap seorang pemimpin arif dan bijaksana dalam memberikan solusi, tegas tanpa menyakiti serta, santun dalam beretika," jelas BOZ.

Tak hanya itu, Lurah seharusnya memahami ucapan yang terkesan alibi, bahwa aksi mengamen melanggar aturan.

Terpisah, Edison Tamba yang merupakan mantan pengamen, serta aktif di sejumlah organisasi kepemudaan ini mengecam keras, jika kegaiatan positif para musisi Kota Medan dibubarkan Lurah.

"Pak Lurah, rajin-rajinlah berlibur ke Kota besar. Seperti Bandung, Jogja bahkan di luar negeri sekalipun, aksi mengamen di pinggir jalan itu merupakan nilai seni yang tinggi. Selain banyak yang menghibur warga yang lewat, begitu juga pengendara. Rasa penat itu pasti berkurang jika telinga kita mendengar musik," ucap Wakil Ketua DPD KNPI Sumut itu.

Disisi lain, Edoy sapaan akrabnya mengingatkan, Lurah Maswan Harahap yang terkesan kurang piknik tersebut, menyebut, penelitian menunjukkan bahwa ada beragam manfaat musik untuk kesehatan, seperti menenangkan pikiran, memberi energi pada tubuh, dan mengelola rasa sakit.

"Kita senang melihat, pejabat di Kota Medan hari banyak tergencot habis dengan langkah gerak cepat (Gercep) Pak Wali Kota Medan. Perubahan signifikan terlihat jelas, baik dalam pelayanan adsmintrasi bagi masyarakat, pemberantasan pungli, serta meningkatnya PAD Kota Medan. Akan tetapi sikap terkesan menjilat dan overacting seperti Pak Lurah justru bertolak belakang dengan gaya memimpin Pak Wali Kota Medan. Pak Walikota diharapkan evaluasi Lurah ini," pungkasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi