Otak Pelaku Perampokan Toko Emas Ditangkap di Dairi

Otak Pelaku Perampokan Toko Emas Ditangkap di Dairi
Paparan kasus perampokan toko emas (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut) Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan, otak pelaku perampokan toko emas di Pajak Simpang Limun, Kota Medan, adalah Hendrik Tampubolon, yang sekarang telah meninggal dunia setelah ditembak petugas.

"Dari hasil penyelidikan kita, Hendrik Tampubolon merupakan otak pelaku dari kejadian tindak pidana ini," kata Panca saat memaparkan kasus perampokan di Mapolda Sumut, yang dihadiri Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hasanuddin, Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko, dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Rabu (15/9).

Perampokan dan kekerasan itu terjadi Kamis (26/8) pada pukul 14.30 WIB di toko emas Aulia Chan dan Masrul di Pajak Simpang Limun, Kota Medan. Emas yang dirampok sebanyak 6,5 Kilogram (Kg) atau senilai Rp 6,5 miliar. Dari peristiwa ini, polisi menangkap 5 orang tersangka.

Diantaranya Farel (21) warga Medan Amplas, Paul Sitorus (32) warga Denai, Deliserdang, Prayogi alias Bejo (25) warga Medan Johor, dan Dian. Mereka ditangkap di Medan dan Hendrik Tampubolon (38) diciduk di Kabupaten Dairi.

Panca lanjut menjelaskan, Hendrik sudah beberapa kali melakukan tindak pindana antarprovinsi, yakni Sumut dan Riau.

"Hendrik kita tangkap di Dairi di rumah orang tuanya. Ide untuk melakukan perampokan itu diawali dari niat Hendrik, dan mempunyai senjata api, pistol, FN, Revolver rakitan. Rencana itu ditindaklanjuti untuk mencari orang yang mau melakukan pencurian. Penetapan lokasi perampokan juga dari Hendrik," papar Panca.

Terencana dengan Baik

Masih kata Panca, Hendrik minta bantuan kepada Dian untuk mencari orang dan saat ini sudah ditangkap. Adapun barang bukti yang disita diantaranya emas, senjata api rakitan jenis pistol dan laras panjang, amunisi, sepeda motor.

Sebelum melancarkan aksinya, mereka melakukan observasi ke lapangan pada tanggal 25 Agustus 2021 siang hari. Kata dia, Paul, Rapael dan Prayogi mendatangi Pajak Simpang Limun untuk menentukan mana toko yang menjadi sasarannya.

"Setelah itu, mereka pulang dan melaporkan hasil peninjauan kepada Hendrik, dan direncanakanlah pelaksanaan kegiatannya pada besok harinya," ujar Panca.

Panca menyebut, aksi ini direncanakan dengan baik, karena mereka melakukan observasi, kemudian persiapan yang matang, termasuk melapisi tangan masing-masing.

"Tujuannya supaya sidik jarinya tidak terlihat oleh polisi. Lalu, kendaran-kendaraan yang digunakan adalah hasil pencurian dan kekerasan. Satu milik Hendrik, yang dicurinya di Rokan Hilir, Riau, dan dibawa ke Medan. Satu lagi dicuri di Percut Seituan pada 20 Agustus lalu," tuturnya.

Setelah rencana disusun, para pelaku berkumpul di Jalan Menteng, Medan, lalu menuju Pajak Simpang Limun di Jalan Sisingamangaraja. Tiba di area pajak, keempat tersangka masuk ke lokasi perampokan. Pascamengambil emas, mereka lari menuju Jalan Makmur, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang.

Pada kesempatan tersebut, Panca sekaligus membantah isu yang menyatakan, kejadian perampokan dikait-kaitkan dengan salah satu institusi, yaitu kepolisian.

"Sejak kejadian itu, saya bersama Wali Kota dan Pangdam langsung membentuk tim untuk mengejar dan mengungkap kasus ini. Sabagaimana yang kita dengar dan isu yang berkembang, tindak pidana ini sangat dimungkinkan ini dilakukan orang-orang berpengalaman dan cenderung mengarah ke salah satu institusi, termasuk anggota. Saya dengan tegas agar kejadian diungkap supaya tidak jadi bola liar, dibuat isu yang tidak benar," tambahnya.

(CSP/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi