Diseminasi Hasil Penerjemahan Naskah Bahasa Daerah ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing, Selasa (28/9) di Hotel Emerald Garden dengan Narasumber Ketua BBSU Dr Maryanto, MHum, Seniman Nasional Thomson HS dan Anggota Dewan Perpustakaan Provsu Bambang Riyant (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Balai Bahasa Sumatera Utara (BBSU) berupaya melestarikan bahasa daerah melalui penerjamahan naskah cerita rakyat Nias, Batak Toba dan Simalungun. Naskah-naskah itu diterjemahkan ke dalam bahasa daerah, Bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Kepala BBSU Dr Maryanto, MHum mengatakan, balai bahasa terus melakukan upaya pelestarian bahasa daerah dengan berbagai cara. Salah satu upayanya adalah melakukan dokumentasi penaskahan cerita rakyat yang ditermahkan ke dalam bahasa daerah, Indonesia dan asing.
“Cerita-cerita raykat ini dikumpulkan oleh para peneliti bahasa dan sastra dengan mendengar langsung dari narasumber yang memiliki kualifikasi dan telah diverifikasi,” ujar Maryanto saat membuka dan menjadi pembicara dalam acara Diseminasi Hasil Penerjemahan Naskah Bahasa Daerah ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing, Selasa (28/9) di Hotel Emerald Garden.
Selain Maryanto, narasumber kegiatan itu adalah Seniman Nasional Thomson HS dan Anggota Dewan Perpustakaan Provsu Bambang Riyanto, SS, MSi dengan dipandu Ketua Panitia Yoelferi.
Lebih jauh Maryanto menjelaskan, diseminasi yang dilakukan adalah untuk menyempurnakan naskah-naskah cerita rakyat yang telah diterjemahkan. “Kita ingin mendengar masukan dan penyempurnaan terjemahan ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penerjemahan naskah cerita rakyat ini sekaligus luaran dari program Balai Bahasa Sumatera Utara yang sesuai amanat membina bahasa dan menjaga kelestarian bahasa daerah.
“Jadi semangatnya adalah utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” tegasnya.
Ketua Panitia Yolferi, SS, MHum mengatakan, proses pengumpulan bahan cerita rakyat dan terjemahannya cukup menguras waktu dan tenaga. Akan tetapi, pihaknya bersyukur bahwa ini sudah sampai tahap penyelesaian.
“Memang masih banyak beberapa kekurangan, namun dengan memulai menerjemahkan naskah cerita rakyat kita berharap ini bisa menjadi karya yang bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya dalam meningkatkan literasi,” ujarnya.
Yolferi juga mengatakan ke depan, naskah-naskah yang diterjemahkan variasinya akan diperbanyak. Selain itu tidak hanya berbentuk teks, namun juga bisa disajikan dalam bentuk audio visual seperti misalnya, pembuatan animasi.
Kegiatan yang menghadirkan para guru, peneliti, praktisi dan akademisi ini mendapat sambutan positif dengan diskusi yang hangat. Acara digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
(BR)