Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Utara (Sumut) Prof Syaifuddin (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sebanyak 800 siswa tidak hadir dalam pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang disebabkan karena sudah menikah dan bekerja, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Utara (Sumut) Prof Syaifuddin angkat bicara terkait hal tersebut.
Menurut Syaifuddin, pihaknya mencatat pada awal PTM terbatas digelar siswa yang tidak hadir sebanyak kurang lebih 600 orang.
"Siswa tersebut tidak hadir dalam PTM terbatas karena sudah keenakan libur dan memilih sekolah secara daring. Dan itu diawal-awal PTM ya, kalau sekarang mereka udah mau ikuti PTM," katanya (29/9).
Tidak hanya itu, Syaifuddin mengatakan pihaknya juga menerima laporan dari berbagai sekolah yang ada di Sumut terkait siswa yang tidak hadir saat awal PTM terbatas digelar turut ditenggarai lantaran siswa tersebut sudah bekerja.
"Jadi karena mereka sudah berpenghasilan ditambah libur panjang, jadi malas ke sekolah, mereka lebih memilih sekolah secara daring. Jadi sebenarnya mereka itu bukan tidak mau sekolah tapi mangkir. Seminggu setelah itu mereka sudah ikut PTM," jelasnya.
Terkait siswa yang sudah menikah dan tidak hadir saat PTM, menurutnya bahwa sampai saat ini pihaknya masih mencari solusi terkait siswa yang sudah menikah tersebut.
Apalagi kata Syaifuddin siswa tersebut diperkenankan untuk bersekolah akan berdampak besar bagi siswa lainnya. Di satu sisi dia sendiri tidak bisa menyangkal setiap orang berhak mendapatkan pendidikan.
"Kalau saya berpikir siapa saja berhak memperoleh pendidikan. Memang ini dampaknya besar kalau dikasih nanti orang (siswa), nikah tapi sekolah, itu gak boleh. Bisa ngikut yang lain. Tapi kalau dia sudah pisah (cerai) bisa saja dia mengikuti daring," terangnya.
Syaifuddin menambahkan sejak PTM terbatas digelar pihaknya mencatat pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah itu berjalan dengan baik.
"Maka itu kita harus berhati-hati, disiplin betul menerapkan protokol kesehatan di dalam pelaksanaan belajar tatap muka ini. Oleh karena itu, pihak sekolah agar rutin melakukan tracing, testing dan treatment atau 3T untuk mengantisipasi timbulnya klaster baru penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan PTM terbatas di sekolah," tandasnya.
(JW/RZD)