Literasi Visual Jadi Hal Menarik Bagi Siswa Saat Pembelajaran Tatap Muka

Literasi Visual Jadi Hal Menarik Bagi Siswa Saat Pembelajaran Tatap Muka
Ika Indriani saat mengajar literasi visual kepada muridnya (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Batubara - Pembelajaran tatap muka menjadi hal yang istimewa. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, persiapannya juga tidak main-main. Protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat.

Seorang guru yang bertugas di UPTD SDN 06 Sei Suka Deras, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Ika Indriani mengatakan, ia dan para muridnya merasa senang karena pembelajaran tatap muka sudah mulai diizinkan.

“Betapa senangnya perasaan guru dan murid saat pembelajaran tatap muka berlangsung,” kata Ika, Senin (4/10).

Dijelaskannya, pada Senin, 13 September 2021, dirinya mempersiapkan pembelajaran. Dirinya mengajak para murid tentang hal yang seru, sehingga para murid sangat tertarik mengikuti proses belajar karena sedang ada yang diperhatikan.

“Juga memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru,” ujarnya.

Saat proses belajar mengajar berlangsung, Ika mengeluarkan beberapa benda dari kotak yang disiapkan, yaitu sejumlah gambar. Kemudian menempel di kertas karton sejumlah gambar tentang lambang-lambang pemberitahuan di tempat umum.

“Seperti pembeda untuk jenis kelamin wanita dan laki-laki,” ucapnya.

Ika juga bertanya kepada para murid, “Anak-anak, siapa yang pernah melihat gambar yang ibu bawa?”

Beberapa murid mengangkat tangan, salah satunya Nazwa. Ika kemudian memberikan Nazwa kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. “Nazwa pernah menemukan gambar itu di dinding depan ruang toilet. Ketika saya akan memasuki toilet, dan memilih ruang yang berlambang gambar sosok wanita,” ucap murid kelas 4 SD tersebut.

Menurut Ika, gambar-gambar tersebut disajikan sesuai dengan yang sering dilihat atau dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. “Mungkin mereka sering pergi bersama orang tua dan menemukannya saat di perjalanan,” sebut guru imbas Program Pintar Tanoto Foundation ini.

“Bagi siswa yang memiliki daya berpikir kritis, akan langsung bertanya pada orang tua atau terdekatnya untuk mengetahui lambang yang diamati pada gambar,” lanjutnya.

Ika bertekad, literasi visual akan terus diasah kepada murid-muridnya. Sebab saat ini menurutnya, perkembangan belajar anak-anak sangat suka dengan gambar-gambar, dan dapat dilihat melalui handphone mereka.

“Peran penting literasi visual adalah membangun proses kognitif seseorang, dalam hal ini saya ingin siswa saya mampu bernalar kritis, menangkap informasi saat mengamati gambar,” sebutnya.

Literasi visual, lanjutnya, juga dapat dilakukan dengan “membaca” suatu gambar yang dilihat oleh seseorang. Selanjutnya hasil dari literasi visual itu dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut dapat meningkatkan kreativitas seseorang dalam menulis.

“Gambar yang berwarna menarik perhatian, dengan bijak murid akan menafsirkan gambar dan menyampaikan pesan dalam tulisan. Tapi ketika murid belajar di rumah atau daring, mereka terkadang masih sulit menulis cerita,” ungkapnya.

Perasaan senang mengikuti pembelajaran dengan literasi visual dirasakan dan diungkapkan oleh Filza, salah satu murid berprestasi. Filza berharap akan ada gambar-gambar yang lebih menarik lagi, sehingga akan merasa senang dan mudah untuk menuangkan ide yang ditulis.

“Iya, saya dan teman-teman sangat senang dengan proses belajar seperti ini,” ujarnya.

Sebagai seorang guru, Ika sendiri akan membangkitkan semangat menulis para murid dengan menyajikan gambar-gambar yang menarik, agar murid lebih tertarik menuliskan cerita dari gambar yang mereka amati.

“Hasil karya mereka saya apresiasi dengan memajang di mading kelas. Semua mendapat kesempatan yang sama,” tandas Ika, yang juga Fasda Tanoto Foundation mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi