Covid-19 Perburuk Kesenjangan Pendidikan di India

Covid-19 Perburuk Kesenjangan Pendidikan di India
Siswa dan guru bersiap untuk mendekorasi sekolah setelah dibuka kembali setelah lebih dari setahun akibat pandemi penyakit virus Corona di Mumbai, India, 4 Oktober 2021. (Reuters/Francis Mascarenhas/File Photo)

Analisadaily.com, New Delhi - Penutupan sekolah di India dan kurangnya fasilitas smartphone serta internet bagi anak-anaknya di tengah pandemi Covid-19 telah memperburuk kesenjangan pendidikan. Itu menandai risiko bagi masa depan kaum muda.

"Sekitar 248 juta siswa terkena penutupan sekolah sejak Maret tahun lalu," kata Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan dilansir dari Reuters, Rabu (6/10).

Meskipun, banyak negara bagian India telah mulai mengurangi pembatasan karena infeksi berkurang dan vaksinasi meningkat dalam dua bulan terakhir.

Hampir 70 persen siswa tidak memiliki smartphone atau perangkat lain untuk mengakses kelas online, sementara mayoritas bergulat dengan fasilitas internet yang buruk, atau tidak ada sama sekali, terutama di daerah pedesaan, tambahnya.

"Ada kebutuhan mendesak untuk merencanakan agar siswa dan guru mereka kembali ke sekolah," kata badan tersebut dalam laporannya tentang pendidikan di India yang dikeluarkan pada hari Selasa.

Berdasarkan data pemerintah, sebanyak 40 persen orang tua tidak mampu membayar biaya internet, mempengaruhi pembelajaran, dan memperlebar kesenjangan pendidikan antara berbagai bagian masyarakat.

Tekanan ekonomi yang meluas dan kehilangan pekerjaan ketika orang-orang meninggalkan rumah ke desa-desa di pedesaan telah mendorong keluarga ke dalam kemiskinan, memperburuk tekanan bagi anak-anak dari kesengsaraan seperti kekurangan gizi dan pernikahan dini untuk anak perempuan.

Yang paling terpukul adalah sekolah swasta yang tidak menerima hibah pemerintah, tetapi di mana banyak keluarga miskin yang bercita-cita untuk pendidikan yang lebih baik menyekolahkan anak-anak mereka, karena orang tua tidak mampu membayar biaya setelah kegiatan ekonomi berkurang.

Ekonomi India mengalami kontraksi tahunan 7,3 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2021, dalam resesi terburuk sejak kemerdekaan dari penguasa kolonial Inggris pada 1947.

Pemotongan gaji atau kehilangan pekerjaan dihadapi guru di sekolah swasta yang mempekerjakan hampir 30 persen dari total 9,7 juta siswa India, karena banyak siswa ditarik atau dipindahkan ke sekolah yang disubsidi oleh pemerintah.

UNESCO menyerukan India untuk mengakui guru sebagai "pekerja garis depan" dalam pertempuran pandemi, dan meningkatkan kondisi kerja bagi mereka untuk memastikan hasil yang lebih baik dalam pendidikan.

"Kualitas pendidikan adalah tantangan inti dekade berikutnya," katanya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi