ASEAN Pertimbangkan Mengundang Junta Myanmar

ASEAN Pertimbangkan Mengundang Junta Myanmar
Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menghadiri konferensi IX Moskow tentang keamanan internasional di Moskow, Rusia 23 Juni 2021. (Alexander Zemlianichenko/Pool via Reuters)

Analisadaily.com, Myanmar - Negara-negara Asia Tenggara sedang mendiskusikan untuk tidak mengundang kepala junta Myanmar ke pertemuan puncak bulan ini, karena kegagalan militer untuk membuat kemajuan pada peta jalan yang disepakati untuk memulihkan daerahnya.

"Kelambanan junta pada rencana lima poin yang disepakati pada bulan April dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) adalah sama saja dengan mundur," kata Utusan khusus blok itu untuk Myanmar, Erywan Yusof dilansir dari Channel News Asia, Rabu (6/10).

Erywan, menteri luar negeri kedua ketua ASEAN Brunei, mengatakan junta tidak secara langsung menanggapi permintaannya untuk bertemu dengan mantan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi, yang pemerintahannya digulingkan dalam kudeta 1 Februari yang dipimpin kepala militer Min Aung Hlaing.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif dan memicu kemarahan di dalam dan luar negeri atas kembalinya kekuasaan militer.

Lebih dari 1.100 orang sejak itu tewas, menurut PBB, banyak selama tindakan keras oleh pasukan keamanan terhadap pemogokan dan protes pro-demokrasi, di mana ribuan orang telah ditangkap.

Peta jalan ASEAN mencakup komitmen untuk berdialog dengan semua pihak, memungkinkan akses kemanusiaan dan menghentikan permusuhan.

Sejarah panjang kediktatoran militer Myanmar dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia telah menjadi masalah paling rumit di ASEAN, menguji batas kesatuannya dan kebijakan non-intervensinya.

Namun pertemuan para menteri luar negeri hampir pada hari Senin menyuarakan kekecewaan tentang kurangnya kemajuan yang dibuat oleh Dewan Administrasi Negara (SAC), sebagai junta Myanmar dikenal.

"Tanpa kemajuan, akan sulit untuk memiliki ketua SAC di KTT ASEAN," kata Diplomat top Malaysia Saifuddin Abdullah di Twitter-nya.

Dia mengulangi pernyataannya tentang Min Aung Hlaing di parlemen pada hari Rabu dan mengatakan utusan ASEAN melakukan apa pun yang mungkin secara manusiawi untuk membuat kemajuan di peta jalan.

Juru bicara junta Myanmar, Zaw Min Tun, tidak menanggapi panggilan telepon dari Reuters pada hari Rabu.

Dalam sebuah wawancara dengan layanan Radio Free Asia Myanmar pada hari Selasa, dia ditanya apa dampaknya terhadap Myanmar jika tidak diizinkan untuk menghadiri KTT ASEAN.

"Terlepas dari beberapa kritik di komunitas internasional, tidak akan ada. Mungkin ada lebih atau kurang, beberapa dampak pada proyek atau pertemuan ASEAN tertentu atau pekerjaan yang dilakukan bersama dengan negara lain," kata juru bicara junta.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi