Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, Dirjen Hortikultura, Prihasto Setiyanto, Bupati Karo, Cory S Sebayang, menabur benih ikan nilem dan tawes, 65.000 ekor di Danau Toba (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Karo - Kabupaten Karo memproduksi kentang untuk Sumatera Utara (Sumut) sebesar 57 persen. Karena tanahnya yang subur, Karo berpotensi untuk pengembangan hortikultura. Karenanya, Karo layak jadi sentral kentang di Sumut.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan pasokan kentang di Sumut, diminta kepada Kementerian Pertanian RIuntuk membangun pembibitan kentang di Kabupaten Karo, begitu juga kepada penyalur pupuk seperti PT Pupuk Indonesia Holding Company, untuk memperhatikan kondisi pupuk di Kabupaten Karo.
“Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Karo ini agar dapat dipenuhi, karena kalau hanya mengandalkan APBD kabupaten tidak mungkin, yang bisa membantu adalah pemerintah pusat,” kata Sudin saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karo, Senin (11/10), ditulis Selasa (12/10).
Kehadiran Sudin disambut langsung oleh Bupati Karo, Cory S Sebayang, dan Kepala Dinas Pertanian Metehsa Karo-karo, di lokasi pengembangan pembibitan komoditas kentang di Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Prihasto Setiyanto, turut hadir pada kunjungan kerja tersebut, dan menyampaikan Kabupaten Karo memproduksi kentang untuk Provinsi Sumut sebesar 57 persen, karena didukung tanah yang subur.
“Untuk itu kami siap mendukung Kabupaten Karo,” ujarnya.
Bupati Karo, Cory S Sebayang menyampaikan, pembibitan kentang yang berada di Desa Bukit ini menggunakan metode bertingkat. “Selama ini bibit kentang didatangkan dari Pulau Jawa untuk digunakan di Kabupaten Karo, karena masih berusaha agar kebutuhan bibit kentang dapat dihasilkan sendiri,” ucapnya.
Setelah meninjau pembibitan kentang di Desa Bukit, rombongan Komisi IV DPR RI beserta Bupati Karo melanjutkan kunjungan ke Desa Tongging melaksanakan restocking ikan dengan menabur benih ikan nilem dan tawes sebanyak 65.000 ekor di Danau Toba.
(DIK/RZD)